Sebetulnya membuat bubuk kelor sendiri di rumah ini bermula dari kondisi kedua anak saya yang punya daya tahan tubuh rendah. Setiap bulan secara bergiliran, saya selalu bolak-balik ke rumah sakit untuk membawa keduanya periksa ke dokter.Â
Sakitnya sebetulnya tidak begitu berat. Batuk, pilek, masuk angin, sariawan, sakit mata, atau diare. Tapi sakit yang terlihat sepele itu sering membuat saya kerepotan mengurus mereka. Mereka jadi sulit makan, suhu badannya tinggi, sehingga berat badannya pun menurun.
Apalagi saya harus bekerja di rumah. Otomatis konsentrasi saya jadi terganggu karena harus fokus merawat anak-anak yang sakit juga di rumah.
Selain itu, anak saya yang bungsu yang berusia batita, juga sampai tidak bagus grafik tumbuh kembangnya. Selalu berada di grafik warna kuning dan hampir ke merah.Â
Lalu suatu hari secara tak sengaja, saya menemukan sebuah konten di TikTok tentang manfaat kelor. Di akun tersebut, saya sering mendapat edukasi seputar bagaimana cara mengkonsumsi kelor yang baik, kandungan gizinya, sampai peluang usaha.
Konten yang paling menginspirasi saya adalah kandungan kelor yang berhubungan dengan kesehatan. Memang, sudah banyak penelitian yang mengungkap kandungan kelor yang sangat kaya, melebihi bahan pangan lainnya. Sampai-sampai, kelor juga dijuluki sebagai superfood.
Pikir saya waktu itu, apakah ini bisa diterapkan di anaknya yang sering sakit-sakitan sehingga badannya bisa jadi sehat selalu ya?
Alasan Saya Membuat Bubuk Kelor dan Bukan Konsumsi Langsung Daunnya
Saat pada akhirnya saya bisa sukses berkali-kali membuat bubuk kelor sendiri di rumah, beberapa waktu yang lalu saya mempostingnya di TikTok dan Instagram. Tak sedikit yang berkomentar yang intinya, sebetulnya konsumsi kelor itu mudah kita tinggal memasaknya menjadi sayur saja. Tidak usah sampai membuat bubuk kelor.