Saya bersyukur pernah menjadi salah satu dari orang yang pernah belajar di Pare Kediri. Meskipun saat belajar di sana, usia sudah 30 tahun, tapi Allah masih kasih saya kesempatan untuk menimba ilmu di sana.
Di daerah yang sering disebut sebagai Kampung Inggris ini, banyak pendatang dari luar Jawa Timur bahkan luar Jawa yang sengaja menyisihkan waktu untuk belajar bahasa Inggris di sana.
Umumnya yang belajar di sana ada dua kelompok, anak sekolahan yang memanfaatkan liburan pendeknya, atau anak kuliahan. Lebih banyak lagi, mereka yang baru lulus kuliah dan di masa jeda mencari kerja.
Yang baru saya ketahui dan sadari adalah, rupanya banyak juga yang belajar di sana, tapi punya motivasi untuk rekreasi ke mana-mana. Apalagi anak-anak dari luar Jawa atau dari luar Jawa Timur.
Saya sendiri sempat belajar di Pare Kediri selama sekitar tiga bulan di tahun 2011 lalu. Karena teman-teman kursus banyak yang terkadang memanfaatkan libur kursus dengan rekreasi ke beberapa tempat, saya pun ikut-ikutan mereka juga.Â
Ada beberapa tempat yang saya kunjungi bersama teman-teman saat di sana. Antara lain, sebagai berikut.
Goa dan Candi Surowono
Lokasinya dekat dengan Kampung Inggris. Kita bisa ke sana dengan bersepeda. Untuk yang Candi Surowono, ini adalah peninggalan zaman Kerajaan Majapahit. Candi ini berdiri sekitar tahun 1400 Masehi.
Sedangkan untuk Goa Surowono, tempatnya terpisah dari candi tersebut. Goa ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda.
Goanya itu agak panjang, gelap, dan sangat sempit. Saking sempitnya, rasanya lebarnya hanya bisa dimasuki satu orang saja memanjang ke belakang. Untuk masuk, kita harus dalam satu rombongan. Nanti ada pemandu yang berasal dari warga lokal.
Saya sendiri kurang suka saat memasuki goa ini. Karena saking sempit dan gelapnya, rasanya saya tidak mengamati apa-apa. Kecuali, hanya memegang baju orang di depan saya.
Gunung Kelud
Kebetulan saya ke sana saat Gunung Kelud belum meletus. Jadi waktu itu, gunungnya sangat indah, dan ada jalan-jalan setapak yang begitu tertata rapi.
Bahkan, kawahnya waktu itu masih berbentuk hati. Gunung Keludnya pun terlihat hijau. Jika modal dari melihat hasil foto, rasanya seperti berada di atas pegunungan di Eropa!
Simpang Lima Gumul
Kalau belum bisa ke Paris Perancis melihat Arc de Triomphe, setidaknya coba saja pergi dulu ke Monumen Simpang Lima Gumul.
Kalau berfoto di sana dengan latar monumennya, sekilas memang membuat kita seperti di Paris Perancis. Monumen ini sendiri dibangun tahun 2003 dan diresmikan tahun 2008.Â
Gunung Bromo
Tempat terjauh dari Pare Kediri yang waktu itu saya kunjungi adalah Gunung Bromo. Beruntungnya, waktu itu gunung Bromo sudah dibuka kembali setelah sekian lama mengalami erupsi.
Karena itu saat di sana, tangga menuju kawahnya masih sangat berantakan. Banyak pijakan dan pegangan yang tidak semestinya.
Dari Pare, biasanya rombongan akan berangkat malam hari dengan menggunakan minibus besar. Tiba di kaki gunung, kita lalu akan ganti naik kendaraan lain.
Karena memilih yang murah meriah harga anak mahasiswa, kami memilih berangkat menggunakan truk. Bisa muat orang banyak alias segrup dari Pare.
***
Empat tempat itulah yang pernah saya kunjungi selama di sana. Pernah dengar cerita, malah banyak yang lebih jauh lagi hingga ke Blitar, Malang, bahkan Bali.
Kalau di sekitaran Kampung Inggris Pare sendiri sebetulnya banyak juga sarana hiburan. Mulai dari kafe, tempat karaoke, atau kolam renang.Â
Sedangkan jika ingin jalan-jalan sedikit keluar dari kampung, bisa juga ke Alun-alun Pare, Masjid Raya, atau memutari kampung. Semua bisa ditempuh dengan bersepeda atau bahkan jalan kaki.
Sepertinya, banyak orang yang memanfaatkan berwisata dengan aji mumpung. Mumpung ada di Jawa apalagi di Jawa Timur dan di Pare Kediri, mumpung ada yang bisa bareng jalan-jalan, jadi waktunya lebih mengenal banyak tempat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H