Saat sore hari berjalan-jalan di rumah warga dekat rumah singgah, saya menjumpai beberapa warga yang sedang menjemur buah kemiri atau jamur di depan rumahnya.
Lalu saat keesokan harinya mencoba berjalan lebih jauh ke desa, saya menjumpai ibu-ibu yang sedang menjemur kayu manis. Sempat saya menanyakan harganya dan cukup terkejut saat tahu betapa murahnya jika dibandingkan seikat kayu manis yang saya beli di pasar moderen.
Saat ditawari untuk mengambil, saya pun menggelengkan kepala kuat-kuat. Alasannya, ya karena ingat harganya yang cukup tinggi jika dibandingkan apa yang dikatakan ibu desa tersebut. Saya tidak tega untuk mengambilnya percuma!
Sedangkan saat akan sampai di air terjun, saya sempat menjumpai beberapa pohon kopi yang baru kali itu saya tahu wujudnya pohonnya.
Mencoba Balanting Paring di Sungai Amandit
Bicara tentang Loksado, tentunya orang yang pernah ke sana langsung akan mengatakan bamboo rafting sebagai andalannya. Orang Banjar menyebutnya Balanting Paring.
Waktu itu semalam sebelum perjalanan ke Loksado, dari hasil membaca pengalaman bloger yang pernah ke sana, kalau bisa kami harus memesan dulu satu hari sebelumnya.
Dan itu juga yang saya lakukan. Awalnya saya kira lanting atau rakit yang akan kami pakai keesokan harinya sudah dirakit. Tapi ternyata, bapaknya baru merakit sore itu juga saat kami sudah tiba di sana! Mungkin bapak operatornya ingin memastikan jika kami memang akan menggunakan jasa mereka.