Mohon tunggu...
Ika Maya Susanti
Ika Maya Susanti Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas dan pemilik blog https://www.blogimsusanti.com

Lulusan Pendidikan Ekonomi. Pernah menjadi reporter, dosen, dan guru untuk tingkat PAUD, SD, dan SMA. Saat ini menekuni dunia kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Berbagai Hal yang Harus Dipertimbangkan Saat Memutuskan Multi Profesi

24 Mei 2022   11:30 Diperbarui: 25 Mei 2022   13:01 1142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi kerja tim. (sumber: pixabay.com/StartupStockPhotos)

Multi profesi atau memiliki profesi lebih dari satu kini kerap menjadi pilihan banyak orang. Seseorang yang tidak hanya memiliki satu profesi ini memang bisa bermula dari beberapa alasan. Bisa dari sendiri, bisa juga dari orang lain.

Misalnya dari diri sendiri, karena banyak waktu yang tidak produktif pada perjalanan karirnya kala itu. Ada pula yang muncul karena ingin menambah penghasilan.

Umumnya, mereka yang merasa kurang produktif dalam penggunaan waktu sehari-hari ini adalah orang-orang yang sudah memiliki sistem kerja yang telah berjalan sendiri. Mereka tinggal mendelegasikan tugas dan mengawasinya.

Seseorang yang memiliki multi profesi juga bisa disebabkan karena kejenuhan pada profesi yang sedang ditekuninya. Namun, ia sayang untuk melepaskan profesinya tersebut sehingga mencari profesi lain.

Ia berpikir, apa salahnya bisa melakukan multi profesi. Jenuh jadi hilang, mendatangkan uang, menambah kawan, serta memunculkan peluang baru.

Itu tadi beberapa alasan mengapa seseorang sengaja memilih untuk memiliki multi profesi. Namun, ada pula seseorang yang memiliki alasan tidak berasal dari diri pribadinya sendiri atau alasan yang tidak dikehendaki.

Bisa jadi karena ada orang lain yang meminta. Dengan persetujuan diri, akhirnya diterimalah profesi tersebut.

Sementara itu, ada beberapa pertimbangan yang kemudian muncul ketika seseorang dihadapkan pada permintaan untuk menjalani multi profesi.

Pertimbangan tersebut antara lain, karena seseorang tersebut memang menyukainya atau menginginkannya, karena bisa, dan memang terpaksa. Untuk yang terakhir, orang tersebut mungkin kemudian mengubah sikap sehingga akhirnya bisa menerima karir tersebut.

Multi profesi karena orang lain ini bisa jadi misalnya, ada seseorang yang dimintai untuk memberi les privat pada anak tetangganya. 

Kemudian, kemampuan orang ini untuk memberi les privat ternyata dinilai bagus dan banyak orang lain kemudian juga memintanya. Ini kan bisa menjadi multi profesi tapi berasal dari orang lain.

Multi profesi ini pun memiliki sebuah keuntungan lain. Yaitu, kemungkinan munculnya sebuah profesi yang bisa ditekuni lebih dalam dan menjanjikan untuk menjadi profesi di hari tua.

Gunakan Kuadran Kepentingan atau Prioritas

ilustrasi menjadi multi profesi (Sumber foto: Firmbee - Pixabay)
ilustrasi menjadi multi profesi (Sumber foto: Firmbee - Pixabay)

Ketika seseorang memiliki profesi lebih dari satu, ia perlu mengetahui prinsip waktu dan kepentingan. Yaitu, tentang pembagian untuk memprioritaskan kepentingan antara profesi satu dengan profesinya yang lain.

Jika tidak, akan ada tumpang tindih antar kepentingan yang membuat seseorang menjadi kebingungan, mana yang harus dilakukannya terlebih dahulu.

Cara untuk mengatasinya adalah dengan menggunakan kuadran kepentingan. Untuk mereka yang pemula bisa berlatih dengan cara menuliskan semua kepentingan baik itu yang menyangkut profesi maupun pribadi.

Ada empat kuadran yang dibatasi oleh dua garis. Untuk garis horisontal merupakan kepentingan yang sifatnya mendesak. 

Semakin ke arah kanan, kepentingan dinilai makin mendesak. Sedangkan untuk garis vertikal adalah kepentingan yang dinilai penting. Semakin ke atas garis, kepentingannya dinilai makin penting.

Di dalam garis tersebut ada empat bagian kuadran yaitu kuadran satu untuk kepentingan yang dinilai penting tetapi tidak begitu mendesak. Kuadran dua untuk kepentingan yang tidak begitu penting dan tidak begitu mendesak. 

Kuadran tiga untuk kepentingan yang mendesak tapi tidak begitu penting. Sedangkan kepentingan ke empat adalah kepentingan yang begitu mendesak juga begitu penting.

Setelah semua kegiatan yang akan dilakukan disusun dalam bentuk daftar, letakkan masing-masing pada keempat kuadran tersebut. Untuk kuadran ke empat inilah yang harus segera dilaksanakan. 

Sedangkan kuadran pertama bisa dilakukan setelahnya. Sedangkan bagi kuadran ketiga bisa diatasi dengan mendelegasikan orang lain untuk mengerjakannya.

Ada tips bagi mereka yang sedang atau akan memutuskan untuk memilih multi profesi. Mereka bisa mengaturnya dengan matriks, membuat semuanya menjadi mudah. Kalau bisa mendelegasikan kenapa tidak, serta jalani saja selagi bisa. Just do it!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun