Selama ini banyak orang menyangka tanggung jawab kepegawaian sebuah perusahaan berada sepenuhnya pada pundak seorang Manajer SDM atau bagian HR. Padahal, sesungguhnya tanggung jawab tersebut juga perlu dipikul oleh para manajer operasional lainnya.
Melalui workshop ini seorang manager akan memperoleh pemahaman tentang bagaimana menangani Sumber Daya Manusia melalui analisa perilaku dan proses organisasi. Sehingga, seorang manajer dalam lini apapun mampu menjadi yang efektif dalam menjalankan tugasnya menangani SDM yang berada di bawahnya.
Di dalam suatu perusahaan atau organisasi, memahami dan menilai perilaku setiap karyawan sangat unik karena mempunyai latar belakang berbeda dari segi pendidikan dan kepribadian.Â
Untuk itu manajer harus tepat dan bijaksana dalam melakukan penilaian. Setiap manager sebetulnya adalah Manajer Sumber Daya Manusia, sehingga penanganan sumber daya manusia pada suatu departemen atau cabang selayaknya harus dapat diselesaikan terlebih dahulu oleh masing-masing manajer.
Sebenarnya masalah kepengelolaan manusia merupakan tanggung jawab yang tidak hanya ada pada manajer HR, akan tetapi juga pada pimpinan unit. Masalah ini sudah ramai dibicarakan sejak tahun 90-an. Mengurus SDM bukan hanya tanggung jawab HR saja, akan tetapi tiap-tiap pimpinan unit satuan kerja juga.
Ini bukan berarti sebuah perusahaan tidak lagi membutuhkan seorang manajer SDM. Dalam implikasinya manajemen SDM, seperti halnya bidang manajemen yang lain, memiliki dua aspek yaitu aspek stratejik dan operasional. Tentu saja, setiap manajer dapat menjadi manajer SDM pada aspek operasional.
Seorang manajer memungkinkan menjadi manajer SDM pada aspek strategik. Akan tetapi, tetap harus ada satu orang yang bertanggung jawab terhadap manajemen SDM di dalam perusahaan, terutama pada aspek strategik. Sehingga, keberadaan manajer SDM masih tetap relevan.
Lantas bila timbul pertanyaan di mana batasan antara manajer SDM dengan manajer operasional, sebetulnya ada pada kerangka yang sudah ditetapkan oleh masing-masing organisasi. Memang dalam prakteknya masih rancu. Akan tetapi, aslinya tidaklah serumit yang diperkirakan.
Contohnya tentang masalah perekrutan tenaga kerja yang melibatkan peran bagian HR dan manajer lainnya yang memegang andil sebagai pengguna atau user. Syarat-syarat pokok yang menjadi kriteria perusahaan itulah yang menjadi wewenang bagian HR. Akan tetapi, manajer operasional sebagai user juga berperan untuk menetapkan apakah calon karyawan baru tersebut diterima atau tidak sesuai dengan kebutuhan dari bagian perusahaan tersebut yang sedang membutuhkan.
Jadi keputusan itu juga datang dari dua belah pihak. Pilihan ada pada user. Akan tetapi kualifikasi perusahaan seperti apa ada pada bagian SDM. Demikian pula jika ada kesalahan yang terjadi selama karyawan bekerja. Teguran diberikan oleh atasan dan bukan bagian SDM. Bagian SDM menjadi pemutus final.