Mohon tunggu...
Ika Maya Susanti
Ika Maya Susanti Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas dan pemilik blog https://www.blogimsusanti.com

Lulusan Pendidikan Ekonomi. Pernah menjadi reporter, dosen, dan guru untuk tingkat PAUD, SD, dan SMA. Saat ini menekuni dunia kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sebotol Krim Pemutih

5 Februari 2022   06:08 Diperbarui: 5 Februari 2022   06:10 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kuterawang botol tak tembus pandang itu ke arah cahaya terang. Isinya terlihat masih banyak dalam samar. Berarti, bisa beberapa hari krim ini aku pakai dengan Anis. Dan rasanya, mimpiku bisa seperti wanita yang ada di televisi itu dapat menjadi sungguhan.

Detak jantungku tiba-tiba menderu. Krim pemutih yang biasanya hanya bisa kulihat pada kotak canggih berwarna warni dengan tampilan penuh gerak-gerik itu, kini sungguh nyata ada di tanganku. Oh Gayah... Oh Munah... tiba-tiba kuingat para wanita seusiaku yang dulu terbilang menjadi bunga laut di lingkungan suku laut tempat kami berkelompok kajang. Aku yakin, setelah ini kalian pasti tertakjub-takjub melihat perubahan molekku.

Pikiranku lalu melayang pada Amad, kekasih satu-satunya yang kupunya saat ini. Tentu, aku ingin ia melihat perubahanku. Paling tidak, melihatnya menatapku tajam terpesona seperti saat perkenalan aku dan dia di kajang milik keluarga kami masing-masing, yang masih kami naiki terpisah. Tatapan serupa yang ingin kulihat dari matanya, semoga seperti pria yang terpukau oleh wanita pemikat hatinya yang ada pada iklan di televisi.

Sambil pikiranku yang berjalan-jalan di reka kejadian antah berantah, kupoleskan wajahku dengan krim merah muda dari botol itu. Sejuk! Ada sensasi rasa yang agak dingin sekaligus memanas di wajahku. Pasti, inilah proses saat kulit hitamku makin menipis. Keyakinanku kucoba buktikan dalam pantulan cermin. Masih hitam memang. Tapi wajahku terlihat lebih cerah. Terpancang di pantulan wajahku sendiri, aku yakin, cermin ini mulai sekarang akan jadi saksi makin memutihnya kulit wajahku.

Selesai. Saat hendak beranjak, sebuah pikiran lain membuatku kembali melirik botol krim pemutih. Lalu ganti kutatap tanganku. Ah ya, kenapa juga tak kucoba krim itu untuk kulit tanganku yang legam? Tentu, makin sempurna kecantikanku nanti seperti wanita yang ada di televisi, juga halnya dengan wanita si pembawa keberuntungan.

Tanganku menggila, mengoles di sana sini bagian dari tangan cokelat pekatku. Ide lain bersusulan. Rasanya kakiku bisa iri jika aku hanya menyentuh kecantikan itu untuk wajah dan tanganku saja.

Aroma harum menguar dari sekujur tubuhku. Wanginya lebih merebak jika dibandingkan dengan sabun wangi yang selalu jadi andalanku. Kupandangi sinaran terang matahari yang memantulkan segala penjuru biru dari langit dan laut. Sekarang, tubuhku siap engkau sentuh, wahai matahari!

***

Anis pulang dari sekolah, usai begitu menggesa ia mengayuh sampan kecilnya menuju rumah kayu tepi lautnya. Tujuannya terpaut pada sebotol krim pemutih warisan kakak putih cantik yang jadi tamu rumahnya semalam.

Sampai di kamar, Anis kebingungan. Botol yang ingin ia sentuh isi krimnya itu jadi terasa ringan. Diterawangnya. Dan Anis terkejut ketika botol itu jadi berisi setengahnya saja. Padahal ketika sebelum berangkat sekolah, ia yakin, hampir seleher botol isi krimnya.

Suara Anis yang hendak berteriak memanggil mamaknya untuk meminta jawab, terkumpul di ruang sekat tenggorokan. Pada seberang kamar, melalui jendelanya, ia mengerutkan dahi kala melihat mamak yang dicarinya sedang duduk di tepi pelantar. Tanpa kegiatan, hanya duduk bersantai tiada peneduh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun