Menjadi pengusaha media sepertinya merupakan hal yang menarik untuk dilirik.
Apalagi dengan perkembangan teknologi informasi saat ini yang banyak digerakkan lewat media sosial, membuat media informasi menjadi peluang yang menjanjikan jika ditekuni secara serius.
Jika pernah tahu media tirto.id atau merdeka.com yang terkadang sering di-reshare oleh para netizen, ada nama Atmaji Sapto Anggoro atau Sapto sebagai sosok yang berperan di belakangnya.
Perjalanan pria kelahiran Jombang pada tanggal 4 Oktober 1966 tersebut di bisnis media sendiri sudah dimuai sejak tahun 80-an.
Ada beberapa hal positif yang bisa kita pelajari dari sosok Sapto dalam perannya sebagai pengusaha media.
1. Memulai kerja keras sejak masa kuliah
Sebetulnya tujuan Sapto selepas SMA di tahun 1984 adalah masuk Akpol. Akan tetapi karena tidak diterima, ia lalu sekolah wartawan di Stikosa-AWS Surabaya.
Sembari sekolah, di tahun 1986, Sapto menjadi tukang cuci cetak foto BW ukuran besar khusus untuk foto ‘almarhum’ yang usahanya berada di pinggir jalan.
2. Melihat sesuatu secara visioner
Di tahun 1987, muncul teknologi baru dalam bidang cuci cetak foto yang cukup satu jam saja pengerjaannya.
Hal ini membuat Sapto berpikir ulang. Dalam benaknya, pekerjaannya saat itu tidak menjanjikan karena bisa tergerus zaman kemajuan teknologi mesin.