Mohon tunggu...
Ikamaisaroh
Ikamaisaroh Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sisi Lain Budaya Kpop

3 Oktober 2017   17:01 Diperbarui: 6 Oktober 2017   21:11 999
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hallo kawan -- kawan...

Dalam tulisan kali ini saya akan membahas mengenai Hallyu Wave, apa itu Hallyu Wave? 

Hallyu Wave  adalah istilah yang diberikan untuk tersebarnya budaya pop Korea secara global di berbagai negara di dunia. Umumnya Hallyu memicu banyak orang-orang di negara tersebut untuk mempelajari Bahasa Korea dan kebudayaan Korea.

Orang yang menyukai budaya pop Korea disebut Kpopers. Mungkin kalian yang bukan Kpopers akan bertanya sebenarnya hal apa sih yang membuat para Kpopers ini begitu menyukai budaya Korea? Lalu mengapa sih Hallyu Wave ini begitu populer hingga bisa menyebar ke negara - negara lainnya, termasuk Indonesia...

Berdasarkan pengalaman yang sering anne amati sebenernya ada beberapa hal yang bisa jadi sebab kenapa budaya Korea ( Korean Pop ) ini bisa menembus pasar industri hiburan dunia, terlepas dari semua pro dan kontra yang ada inilah pendapat saya...

1.      Ketampanan Wajah Para Pelaku Industri Hiburan Korea.

Putih, tinggi, berwajah mulus, tubuh yang proporsional. Itulah kesan pertama ketika anne pertama nonton drama Korea. Diakui atau enggak gan tapi mereka memang sangat detail sekali dalam menggarap sebuah drama maupun video music ( MV), mulai dari pemilihan pemain hingga setiap adegan yang akan diperagakan, gak heran jika sering terdengar kabar para aktris maupun actor  Korea banyak melakukan operasi plastik, karena mereka memang dituntut untuk tampil sempurna.

2.    Multitalenta

Dihimpun dari beberapa sumber katanya setiap agensi di Korea memang mengharuskan setiap aktor maupun artisnya untuk menguasai seluruh talenta yang ada baik itu bernyanyi dan berakting. Makannya gak heran kalau banyak boyband -- boyband Korea yang kadang bermain dalam sebuah drama Korea. Untuk bisa menjadi publik figure di negeri ginseng Korea tidak bisa dilakukan secara instan, mereka harus menjalani karantina di agensi yang mereka ikuti dengan waktu yang tidak singkat,, sampai mereka dianggap mampu dan layak mereka baru akan diorbitkan. Hal ini sangat bertolak belakang dengan di Indonesia, banyak mereka yang jadi artis secara instan dan  karena keterbatasan talenta yang mereka miliki kadang dalam beberapa waktu saja mereka akan hilang ditelan pasar karena tidak mampu berinovasi.

3.    Packaging yang Sempurna

Dunia hiburan Korea kalau menurut anne emang pandai  banget mengemas para actor maupun artisnya. Lihat saja para girlband dan boyband yang  menggelar konser di Indonesia, mulai dari rambut, make up hingga pakaian mereka serasikan hingga membentuk sebuah kekompakan yang dimana seluruh mata melihat akan takjub. Lihat saja dalam sebuah video klip yang mereka produksi, begitu detailnya mereka menyesuaikan gaya rambut, kostum, adegan dance hingga lighting video, mereka seperti enggan bekerja secara asal - asalan. Makannya tidak heran jika banyak dari video musik ( MV ) mereka yang memiliki banyak viewers  dan menjadi yang paling banyak ditonton.

4.     Pandai Melakukan Pemasaran

Mungkin buat kalian yang gak suka ma Korea -- Korean akan heran bagaimana mungkin sebuah film dan drama mampu mempengaruhi sebuah budaya yang ada di suatu negara hingga bisa mengubah haluan para generasi muda dalam melakukan konsumsi budaya. Satu hal yang jadi poin penting pengamatan anne gan yaitu dalam  industri hiburan Korea mereka sangat kreatif dan pandai sekali melakukan pemasaran terhadap budaya -- budaya mereka. 

Satu contoh kecil adalah ketika mereka menggelar konser di Indonesia, mereka pasti akan memperkenalkan diri mereka menggunakan bahasa Indonesia. Contoh kedua adalah mereka yang tidak segan menggunakan produk - produk lokal dari negara lain, sebut saja produk Indonesia, sandal jepit dan kemeja batik pernah dipakai salah satu member boyband Korea. Secara kasap mata itu memang merupakan tindakan dari sang artis untuk menyenangkan fansnya yang berasal dari negara lain. Namun secara kritis sebenarnya hal tersebut adalah salah satu strategi pemasaran yang harus mereka lakukan agar mereka bisa mendapat respon positif dari fans - fans di luar negara mereka.

5.    Kreatif dan Inovatif

Diakui atau tidak memang mereka  kreatif dan inovatif. Lihat saja alur cerita dari setiap drama dan film yang mereka produksi, hampir tidak ada yang tidak menarik, semua yang menonton pasti memiliki kesan tersendiri terhadap drama dan film yang mereka produksi, baik itu alur cerita maupun kisah para pemainnya. Mereka tidak hanya bisa menyesuaikan keinginan pasar tetapi mereka juga pandai mengemas sebuah cerita. 

Bila di Indonesia umumnya sebuah sinetron atau film lebih banyak mengangkat tema percintaan tidak dengan mereka yang bisa berinovasi membuat sebuah cerita yang lahir dari sejarah dan atau cerita - cerita yang lahir dari konflik keseharian seorang individu maupun kelompok. Sebut saja dramaDescendats of the Sun yang tidak hanya mengisahkan kisah percintaan semata, tapi dengan kreatifnya mereka bisa mengambil konflik yang datang dari profesi seorang dokter dan tentara.

Bila secara sederhana Karl Marx mengistilahkan kerja semata - mata bukan soal uang tapi soal eksistensi , dan begitu pula saya akan mengatakan produksi budaya bukan semata - mata soal pendapatan tapi soal pengaruh nilai budaya tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun