Mohon tunggu...
Ikamaisaroh
Ikamaisaroh Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sisi Lain Budaya Kpop

3 Oktober 2017   17:01 Diperbarui: 6 Oktober 2017   21:11 999
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4.     Pandai Melakukan Pemasaran

Mungkin buat kalian yang gak suka ma Korea -- Korean akan heran bagaimana mungkin sebuah film dan drama mampu mempengaruhi sebuah budaya yang ada di suatu negara hingga bisa mengubah haluan para generasi muda dalam melakukan konsumsi budaya. Satu hal yang jadi poin penting pengamatan anne gan yaitu dalam  industri hiburan Korea mereka sangat kreatif dan pandai sekali melakukan pemasaran terhadap budaya -- budaya mereka. 

Satu contoh kecil adalah ketika mereka menggelar konser di Indonesia, mereka pasti akan memperkenalkan diri mereka menggunakan bahasa Indonesia. Contoh kedua adalah mereka yang tidak segan menggunakan produk - produk lokal dari negara lain, sebut saja produk Indonesia, sandal jepit dan kemeja batik pernah dipakai salah satu member boyband Korea. Secara kasap mata itu memang merupakan tindakan dari sang artis untuk menyenangkan fansnya yang berasal dari negara lain. Namun secara kritis sebenarnya hal tersebut adalah salah satu strategi pemasaran yang harus mereka lakukan agar mereka bisa mendapat respon positif dari fans - fans di luar negara mereka.

5.    Kreatif dan Inovatif

Diakui atau tidak memang mereka  kreatif dan inovatif. Lihat saja alur cerita dari setiap drama dan film yang mereka produksi, hampir tidak ada yang tidak menarik, semua yang menonton pasti memiliki kesan tersendiri terhadap drama dan film yang mereka produksi, baik itu alur cerita maupun kisah para pemainnya. Mereka tidak hanya bisa menyesuaikan keinginan pasar tetapi mereka juga pandai mengemas sebuah cerita. 

Bila di Indonesia umumnya sebuah sinetron atau film lebih banyak mengangkat tema percintaan tidak dengan mereka yang bisa berinovasi membuat sebuah cerita yang lahir dari sejarah dan atau cerita - cerita yang lahir dari konflik keseharian seorang individu maupun kelompok. Sebut saja dramaDescendats of the Sun yang tidak hanya mengisahkan kisah percintaan semata, tapi dengan kreatifnya mereka bisa mengambil konflik yang datang dari profesi seorang dokter dan tentara.

Bila secara sederhana Karl Marx mengistilahkan kerja semata - mata bukan soal uang tapi soal eksistensi , dan begitu pula saya akan mengatakan produksi budaya bukan semata - mata soal pendapatan tapi soal pengaruh nilai budaya tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun