Tak teras sudah 1 tahun saya belajar di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Banyak sekali pengalaman yang sudah saya dapatkan selama 2 semester ini. Apalagi pengalaman saat melakukan tugas kewarganegaraan yang membutuhkan banyak praktek langsung.Â
Maka dari itu pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang refleksi diri saya terhadap pembelajaran kewarganegaraan yang di bimbing oleh bapak edi purwanto, M. SI selama semester ini. Saat pertama kali saya di beri tugas oleh beliau untuk menceritakan kisah dari salah satu teman sekelas saya.Â
Nah dari ini saya bisa belajar dari pengalaman hidup teman saya, saya juga bisa lebih dekat dengannya dan mengetahui apa yang belum saya ketahui sebelumnya seperti mulai dari flashback saat pertama kali bertemu. Ternyata kesan yang dia  dapatkan saat pertama kali melihat saya yaitu katanya dulu saya itu orangnya jutek dan pendiem.Â
Tapi saya tidak tersinggung kok bahkan hal itu bisa membuat saya tertawa karena memang Benar sih saya memang orangnya sulit buat berinteraksi terhadap orang baru untuk itu saya butuh beberapa waktu untuk terbiasa.
Tugas selanjutnya dan seterusnya yaitu disuruh wawancara ke berbagai tempat. Awalnya memang terasa berat, cape karena selain butuh tenaga juga membutuhkan modal untuk kesana kesini melakukan tugas wawancara yang memang tempatnya agak jauh dari asrama yang saya tempati.Â
Tapi lama kelamaan saya mulai mengerti dan menikmatinya. Karena rasa lelah, capek itu dapat terbayarkan dengan adanya pengalaman dan nilai kebersamaan. Jujur saya orangnya memang agak interovet jadi saat disuruh pertama kali melakukan tugas wawancara saya merasa bingung melakukannya. Untungnya saya dekat dengan salah satu teman sekelas saya.Â
Jadi dia yang mengajak teman-teman lainnya untuk melakukan tugas wawancara bersama. Karena jika kita melakukan tugas wawancara ini bersama-sama selain bisa menghemat biaya juga akan lebih menyengkan.Â
Nah dari sini saya menjadi lebih terbuka dan mulai menikmati nilai kebersaman. Dan saya akhirnya mengerti bahwa, beliau menyuruh kami melakukan tugas wawancara agar kami bisa dekat dengan masyarakat sekitar dan mengambil pengalaman dari mereka.
Hal-hal yang memberi kesan pada saya yaitu yang pertama  saat disuruh wawancara ke tempat ibadah orang non islam.  Saat itu saya pergi ke greja dan klenteng yang ada di kota malang untuk mewawancarai pemimpin disana. Dan ternyata saat di sana kami disambut dengan baik dan hangat oleh pemimpinnya.Â
Nah dari situ saya belajar tentang toleransi dan saling menghargai satu sama lain. Selain itu saya juga bisa belajar tentang filosofi, budaya, dan nilai-nilai dari agama mereka. Semua itu adalah pilihan kita tidak bisa memaksa dan menilai karena semua orang memiliki hak masing-masing untuk menetukan kehidupan mereka sesuai dengan kepercayaan masing-masing. Â