Kemajuan berpikir dan kesadaran manusia akan diri dan dunianya, telah mendorong terjadinya globalisasi. Untuk mengangkat masalah yang ada di era globalisai atau modern perlu dipersiapkan sumber daya manusia Indonesia yang bermutu. Manusia Indonesia yang bermutu, yaitu manusia yang harmonis lahir dan batin, sehat jasmani dan rohani, bermoral, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi secara profesional, serta dinamis dan kreatif.
Hal ini sesuai dengan visi dan misi pendidikan nasional. Dengan demikian kebutuhan akan bimbingan dan konseling sangat dipengaruhi oleh faktor filosofis, psikologis, sosial budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, demokratisasi dalam pendidikan, serta perluasan program pendidikan.
Di era globalisasi saat ini dunia pendidikan dihadapkan pada peliknya permasalahan peserta didik atau generasi muda saat ini. Berbagai masalah muncul menerpa moral, rohani, dan jasmani pada masa perkembangan anak.
Mereka sibuk mencari jati diri tanpa memperdulikan hal-hal yang baik ataupun buruk, hal inilah yang membuat permasalahan pada perkembangan anak semakin komplek. Maka perlu adanya bimbingan konseling pada masalah-masalah khusus.
Dalam  Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang dimaksud dengan kata  "khusus" berarti : istimewa atau tertentu/tidak umum. Pengertian Khusus dalam konseling populasi khusus, maksudnya adalah khusus disini berarti ada kelompok individu/masyarakat dalam suatu interaksi dan kehidupannya yang memiliki dinamika dan atau permasalahan umum yang serupa.
Pada umumnya, secara psikologis dikenal ada dua jenis kebutuhan dalam diri individu yaitu kebutuhan biologis dan kebutuhan sosialpsikologis. Beberapa diantara kebutuhan-kebutuhan yang harus diperhatikan ialah : memperoleh kasih sayang, memperoleh penghargaan yang sama, memperoleh harga diri, ingin dikenal, memperoleh prestasi dan posisi, untuk dibutuhkan orang lain, merasa bagian dari kelompok, memperoleh rasa aman dan perlindungan, memperoleh kemerdekaan diri.
Konseling bagi anak berkebutuhan khusus adalah upaya atau batuan yang diberikan oleh konselor (guru pebimbing) kepada konseli agar konseli dapat menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berbeda dengan dirinya serta mereka mampu untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki anak berkebutuhan khusus tersebut.
Tehnik konseling pada masalah khusus:
Konseling Adlerian
Konseling ini melihat konseli secara utuh dibalik kekurangannya, artinya bahwa keberadaan dirinya tetap sama dimata konselor, tanpa adanya pandangan negatif atas kekurangan yang dimiliki oleh konseli. Hal tersebut sangat membantu konseli untuk menekan perasaan inferioritas atas kekurangan dirinya. Kemudian, dari situ maka akan terbentuk paradigma baru (pencerahan) akan hakikat diri anak dan siap untuk merencanakan kehidupan dengan bakat dan kemampuan yang telah dikembangkan berdasarkan pada kondisi diri anak. Hal penting lainnya yang diperhatikan ialah, bahwa konselor maupun pihak terkait harus memahami kebutuhan dari ABK.
Konseling Humanistik-eksistensialis
Tehnik konseling ini dimaksudkan untuk mensinkronisasikan bakat dan kemampuan anak dengan hierarki tertinggi dari kebutuhan manusia, yakni untuk bereksistensi secara penuh dengan cara memanfaatkan potensi dan kelebihan secara maksimal. Hal ini sejalan dengan kemampuan luar biasa yang dimiliki oleh ABK yang termasuk dalam kategori anak berbakat.
Adapun konseling traumatik yaitu upaya konselor untuk membantu klien atau konseli yang mengalami traauma melalui proses hubungan pribadi sehingga klien dapat memahami diri sehubungan dengan masalah trauma yang dialaminya dan berusaha untuk mengatasinya sebaik mungkin.
Masalah kenakalan remaja merupakan problem sosial tidak hanya di negara Indonesia, melainkan juga terjadi di negara-negara lain, khususnya para remaja yang tinggal di kota-kota besar karena pengaruh era globalisasi. Akan tetapi, perlu diingat bahwa problem kenakalan remaja dapat diminimalisir dengan memberikan ruang gerak kepada para remaja dalam mengikuti sertakan atau menyalurkan mereka dalam aktivitas-aktivitas yang bernilai positif.
Maka apabila menemukan remaja atau anak yang memiliki masalah yang dianggap khusus atau tidak sewajarnya, berarti anak tersebut membutuhkan bimbingan secara khusus dan intensif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H