Mohon tunggu...
Ika Handayani
Ika Handayani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Trunojoyo madura

Mahasiswi Sosiologi Angkatan 2019

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Penurunan Kesadaran Prokes 3M Masyarakat Desa Grogol Selama Pandemi Covid-19

8 Juni 2021   20:00 Diperbarui: 8 Juni 2021   20:27 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

desa grogol merupakan sebuah desa yang terletak di kecamatan diwek kabupaten jombang provinsi jawa timur. Berjarak 10Km dari pusat kota. Desa grogol sendiri memiliki luas wilayah 374,565 Hm yang tersebar menjadi 6 wilayah dusun dan RT sebanyak 36 RW sebanyak 15. Masa pandemic covid-19 sangat berdampak sekali pada seluruh lapisan masyarakat tak pandang siapapun itu. Desa grogol juga terdampak dengan adanya pandemi covid-19 yang mana melumpuhkan kondisi ekonomi, sosial, budaya, dan kegiatan masyarakat setempat.  

CNN Indonesia.com, satu tahun sudah Indonesia menghadapi pandemi covid-19, selama periode tersebut sudah tercatat lebih dari 440.000 masyarakat Indonesia terpapar covid-19 dan lebih dai 14.000 di antaranya meninggal dunia. Kehidupan sosial masyarakat sangat berubah, sehingga seluruh masyarakat mau tidak mau bisa beradaptasi dengan budaya dan kebiasaan baru.

Pandemi covid-19 awalnya muncul di Negara Indonesia sekitar pertengahan bulan maret  yang sangat menghebohkan seluruh lapisan masyarakat baik dari kecil, remaja, dewasa, dan tua, sehingga membuat mereka memiliki rasa takut yang berlebihan dan memborong semua kebutuhan pokok untuk persediaan, padahal seharusnya kita tidak di haruskan melakukan kegiatan berbelanja memborong semua keperluan karena dianggap kurang efisien dan kurang tepat dan membuat langka suatu produk diiringi dengan peningkatan harga produk yang melejit.

Bisnis.com, beberapa walikota di Indonesia terus mengingatkan warga agar jangan memberikan kendor dalam menerapkan protocol kesehatan dan meminta warganya untuk mengantisipasi penyebaran wabah covid-19 yang semakin banyak. Warga juga dimohon untuk menerapkan protocol kesehatan 3M yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak / menghindari kerumunan.

Protocol kesehatan ini merupakan sebuah aturan atau ketentuan yang harus ditaati oleh semua kalangan agar bisa beraktifitas dengan aman dan nyaman di masa pandemi covid-19. Ketika semua masyarakat bisa menerapkan protocol kesehatan dengan ketat, maka angka dari penularan covid-19 setiap harinya bisa di minimalisir. 

Sama halnya seperti di desa grogol  pada saat tahun 2020 protokol kesehatan sangatlah digalakkan yang mana seperti protocol kesehatan 3M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak) setiap di depan rumah warga terdapat sabun cuci tangan dan tempat air mengalir seperti ditaruh didalam timba, gucci, atau kendi air supaya setiap ada orang dari luar atau orang yang hendak bertamu bisa mencuci tangan terlebih dahulu,

 sedangkan pada fasilitas umum desa juga menyediakan tempat cuci tangan dan sangat diharuskan cuci tangan terlebih dahulu apabila tidak melakukan maka tidak akan dilayani, dan ketika masuk pada fasilitas umum desa juga dicek suhu tubuh untuk mengindikasi orang tersebut sakit panas atau tidak, lalu ketika mengantri ataupun ada kegiatan keagamaan dan kegiatan desa juga selalu dibatasi dan diarahkan agar tidak berkerumun jadi biasannya diberikan waktu beberapa sesi agar tidak menyebabkan kerumunan orang banyak, tak lain dan tak bukan seperti ketika sholat dimasjid/musholla dikasih jarak dilantai dengan memberikan tanda X agar tidak berdekatan jaraknya. 

Mengapa kita perlu menerapkan peningkatan prokes 3M ? karena memang itu sangat penting sekali dilakukan pada masa pandemic covid19 dan dijadikan budaya baru diera new normal, ketika kita sudah terbiasa hidup berdampingan dengan mereka kita akan terasa biasa-biasa saja karena demi tujuan utama menjaga kesehatan tubuh dan mengindari paparan virus corona. Namun ketika kita tidak terbiasa maka hal tersebut masih terasa tabu ketika dilakukan.

Selang beberapa bulan protocol kesehatan dilakukan secara ketat, mulai awal tahun 2021 banyak sekali penurunan kesadaran masyarakat desa grogol untuk menerapkan prokes 3M. Seperti banyak masyarakat yang keluar dengan bebasnya tanpa memakai masker, tempat cuci tangan yang dulu setiap rumah penduduk ada sekarang sudah tidak disediakan lagi, dan sekarang tidak peduli dengan jarak malah semakin suka bergerombol. Padahal di akhir tahun 2020 sudah ada 3 korban meninggal akibat terpapar covid-19 tidak menjadikan masyarakat desa grogol semakin menerapkan prokses dengan ketat untuk jangka waktu yang lama, tetapi malah disetiap bulannya mengalami penurunan kesadaran tersebut, sudah mulai acuh dan tidak peduli lagi dengan virus corona tetapi masih percaya dengan dana covid-19 yang diluncurkan pemerintah untuk membantu masyarakat yang terdampak.

Kemudian alasan yang dilontarkan beberapa penduduk masyarakat grogol  hampir rata seperti lupa, tidak terbiasa, tidak takut terpapar virus corona karena meninggal juga sudah ada yang mengatur, bosan dengan budaya prokes 3M, dan sudah acuh didalam fikiran masyarakat baik melakukan prokes 3M atupun tidak melakukan virus corona tetap ada dan tidak kunjung berakhir. Walaupun ada juga beberapa keluarga yang terus melakukan prokes 3M baik untuk dirinya sendiri ataupun disekitarnya. Pemerintah desa grogol juga selalu menggembor-gemborkan agar penduduknya selalu menaati dan menerapkan prokes 3M baik dengan cara bagi-bagi masker kepada seluruh KK bahkan sampai 4x, memberikan timba besar + kran air, membagikan disinfektan, tetapi dukungan timbal balik dari masyarakat tidak terlalu banyak yang menghiraunya dan memakainya walaupun bantuan itu tetap diterima. Dengan adanya penurunan kesadaran masyarakat akan prokes 3M, maka hal-hal yang bisa dilakukan untuk meminimalisir hal tersebut adalah menumbuhkan kesadaran kolektif antar masyarakat desa grogol, dan bisa dilakukan semacam kaderisasi untuk mensukseskan penerapan protocol kesehatan 3M dari pemerintah ke masyarakat.

Solusi yang bisa ditawarkan penulis dalam menghadapi permasalah diatas, banyak cara yang bisa digunakan untuk mengajak masyarakat agar disiplin dan meningkatkan kesadaran terhadap prokes dimasa pandemi seperti sekarang :

  • dengan mengadakan kirab budaya kesenian/adat istiadat khas jombangan tentunya seperti tari remo atau karnaval desa untuk ditampilkan di pagelaran ataupun di arak arakan mengelilingi desa dengan diselipi acara demikian nantinya didalamnya kita bisa melakukan sosialisasi protocol kesehatan 3M pada masa seperti sekarang dengan properti spanduk atau poster yang bertuliskan himbauan untuk mematuhi dan melaksanakan prokes 3M mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak atau tidak berkerumun. Dengan cara demikian secara tidak langsung kita meminta dukungan dari masyarakat untuk melakukan gotong royong guna mencegah dan melawan paparan virus corona.
  • Ketika keluar atau bepergian selalu menggunakan masker sebagai alat pelindung diri, karena virus corona juga bisa berpindah dari orang satu ke orang lain tak lupa pula selalu menjaga diri dengan mengurangi / membatasi interaksi kita dengan orang lain, tidak bejabat tangan, dan membawa handsanitaizer ketika tidak ada tempat untuk mencuci tangan.
  • Ketika ada event/kegiatan/hajatan yang sifatnya besar dan mengundang banyak orang untuk datang, berkerumun. Sebisa mungkin dalam 1 hari acara tersebut dibagi menjadi beberapa sesi jam. Misal sesi 1 bertepatan dengan pagi hari dan sesi 2 dilaksanakan pada siang hari supaya lebih terjadwal dan mudah dikontrol untuk pemberlakuan prokes 3M yang selama ini mengalami penurunan pada masyarakat desa grogol.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun