Mohon tunggu...
Ika fitrianingsih
Ika fitrianingsih Mohon Tunggu... Tutor - Mahasiswa

Sedang belajar di Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo, dan bekerja di LBB infocus Sidoarjo

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Budak Kantung Kehidupan

8 Desember 2018   21:28 Diperbarui: 8 Desember 2018   21:35 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dikeramain kota aku selalu ada

Gedung gedung indah yang menjulang,

Manusia saling bercengkraman dan mengadu percakapan

Langkahku terus melaju

Hingga sampai disuatu titik

Titik dimana cahaya merah mengaung sampai dipermukaan

belantara

Tangisan bayi,

seorang diri

menjerit ingin dihargai

Tidak berselang lama

Seorang nenek tua mengayunkan tangannya, mengagkatnya

Lalu ia tempelkan tepat ditengah dadanya

Seketika, bayi itu diam,

Merasa melihat hidupnya dikehidupan yg sama dengan nenek itu

Bertemu dengan nasib yang sama

Tersisihkan, saat keberadaanya  tidak dibutuhkan

Sedangkan, di sudut sudut kota

Wanita dan pria sibuk bercocok tanam

Menancapkan seribu padi, mengolahnya, lalu menikmatinya

Dengan penuh gairah

Namun tidak dengan keimanan dan penghambaanya

Ia melupakanya

Tuhan, tuhan

Kupersembahkan kantung ku, sebagai bentuk penghambaanku dan aduanku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun