Nah lain halnya dengan ekspresi wajah, gerak kepala dan body language? Bila di Jawa seorang pembaca gerak bibir akan bekerja keras untuk mengatasi hal ini. Kadang dia ngangguk tapi menunjukkan kontra atau tidak setuju. Saat seorang gadis Jawa di era jadul dilamar oleh seorang duda misalnya, dia ingin menjawab tidak. Namun dia tidak ingin menyakiti hati kedua orang tuanya dan pelamar tersebut, maka jawabanya adalah ya namun dengan menundukkan kepalanya. Atau jawaban menggeleng (pacak gulu) seperti di India, ya atau tidak dia tetap menggeleng dengan gaya khasnya.
Maka kemudian ada istilah ilmu, akar dari Phonetics yaitu Sociophonetics atau di dalam Ilmu Forensik kemudian muncul Socioforensics.. Hmm ini tantangan bagi kami pengajar Linguistics berarti..
Tak jelas..
Tapi ingin kembali saya ungkapkan lagi disini dialog transcript dari ahli pembaca gerak bibir ilmu forensik :
William kepada Kate : Okay? Lihatlah mari kita berciuman, okay?
Kate : Lihatlah orang2Â itu, apa selanjutnya?
William : Mereka ingin kita berciuman lagi tampaknya. Ayo sekali lagi ciuman.
Pasangan ini kemudian berciuman untuk kali yang kedua
William : Sudah cukup, mari kita pergi.
Hmm seandainya saya disitu bersama media, mungkin dialog William dan Kate selanjutnya adalah
William : Sudah cukup, mari kita pergi