Mohon tunggu...
Ika Desi
Ika Desi Mohon Tunggu... -

Sedang belajar menulis ! \r\n

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Putera Sang Fajar

8 April 2013   13:51 Diperbarui: 14 Juli 2015   01:15 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Jadi operasinya akan dilaksanakan bulan depan ya Pak, usahakan dalam kondisi sehat agar opersinya lancar "

"Iya bu dokter, terima kasih banyak Bu Dokter " Pak Fajar pergi sambil menyalami tangan Dokter Riani, Dokter spesialis Bedah plastik

Bulan depan anak pak Fajar, Putera Sang Fajar, seorang anak kelas dua SD akan melaksanakan operasi bibir sumbing gratis. Program yang diadakan oleh Rumah Sakit di kotanya itu sangat membantu keluarga pak Fajar di mana Putera sangat ingin mempunyai bibir yang sempurna agar tidak ada lagi yang mengejeknya, menertawakannya, bahkan ada yang takut melihat wajahnya. Dan juga agar mimpimya menjadi seorang Tentara bisa terwujud.

Sampai di rumah, pak Fajar dan Putera memberi tahu kabar itu pada ibunya dan adiknya. Mereka sekeluarga sangat bahagia, karena sudah sejak lama Putera merengek agar bibirnya bisa di operasi. Tapi, karena ekonomi kelurga pak Fajar yang kurang, maka operasi tersebut hanya tinggal mimpi dan sebentar lagi mimpi itu bakal terwujud.

Farhan, satu-satunya sahabat Putera yang bertubuh tinggi besar dan tambun di usianya, tidak luput dari kabar bahagia ini. Putera menceritakannya pada Farhan. Farhan adalah sahabat Putera yang setia, ia sangat baik pada Putera. Jika ada yang mengejek atau menertawakannya, Farhan akan maju untuk melindungi sahabatnya itu. Dan mereka yang mengejek atau menertawakannya akan lari ketatukan.

Putera Sang Fajar terlihat sangat bahagia. Ia menjadi lebih bersemangat pergi ke sekolah. Jika ada yang mengejeknya ia langsung bilang

" Liat aja, Bulan depan bibirku mau di operasi, mau apa kamu? " ledek Putera

Ia juga lebih semangat belajar karena mimpinya untuk menjadi tentara akan bisa terwujud. Sehari-hari ia terlihat sangat ceria. Tidak ada ketakutan sedikitpun kala mendengar kata operasi, malah itu yang tidak sabar ia tunggu.

Hari - hari berlalu, dua hari sebelum operasi, hari itu hari Minggu. Seperti biasa Farhan dan Putera bermain bersama di lapangan. Bermain kelereng, layangan, hingga kejar-kejaran mereka lakoni. Suasana siang itu sangat terik, hingga mereka kelelahan dan kehausan yang amat sangat. Karena kelelahan Farhan meminta agar ia membeli minuman di warung dekat tempat mereka bermain. Jadilah mereka membeli minuman sachet yang di blender dan di beri es batu. Mereka meminumnya seperti orang dehidrasi.
---
Besok adalah hari di mana Putera akan di operasi. Tapi pihak rumah sakit meminta agar ia datang hari ini untuk menjalani pemeriksaan awal. Pak Fajar dan Bu Fajar mempersiapkan segala sesuatu yang akan di bawa ke Rumah Sakit. Mobil Elf yang disewa dari desa sebelah juga sudah disiapkan. Ayah, ibu, adik, pak dhe, bu dhe, ponakan hingga tetangga dekat ikut mengantar Putra ke Rumah sakit. Perasaan Putera campur aduk antara senang, takut, tapi kali ini agak sedikit kurang bersemangat.

Sampai di Rumah Sakit Putera harus menjalani pemriksaan awal terlebih dahulu. Dokter yang melakukan pemeriksaan keliling dari satu bed ke bed lain. Tibalah saat Puetra diperiksa. Dokter memegang kening Putera dan meminta suster mengambilkan termometer. Suhu tubuh Putera hampir 39 derajat, hidungnya mampet dan batuk - batuk.

" Sudah berapa lama Putera sakit Bu? " tanya dokter

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun