Mohon tunggu...
Ika Tcn
Ika Tcn Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Hai, salam kenal. Terimakasih sudah berkunjung. Semoga apa yang saya tulis bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Trip

Mengenal Kotagede dari Sisi Ecotourism Bersama Sebumi

2 April 2024   17:53 Diperbarui: 2 April 2024   17:54 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita akan dibuat takjub dengan bangunan di sini, bahkan sejak pertama kali melewati sebuah paduraksa. Saat memasukinya kita akan bertemu dengan Masjid Gedhe Mataram yang merupakan masjid kuno yang menjadi saksi sejarah pengembangan agama Islam di Jogja.

Selain memiliki bangunan dengan arsitektur yang khas berupa sentuhan Jawa dan Hindu, halaman masjid di sini juga dilengkapi dengan berbagai keanekaragaman vegetasi. Beberapa tanaman ikonik dari tempat ini adalah sawo kecik dan mentaok. Tak heran tempat ini begitu sejuk dan memiliki udara yang selalu segar.

Selain itu, dapat dilihat pada beberapa bangunan yang mengelilingi kompleks masih menyisakan bangunan lama dengan ciri khas utama yaitu menggunakan material lokal sebagai bahan baku dalam pembangunannya. Karena lokasi pembangunan kala itu berdekatan dengan bahan baku dan belum ada kendaraan seperti sekarang, hal ini setidaknya dipercaya sebagai langkah rendah emisi, keren ya?

Bergeser sedikit menuju makam dan juga sendang, tempat ini terlihat sangat asri. Sendang disini juga menjadi tempat pengelolaan air di musim kemarau. sedangkan untuk bangunan di kawasan makam juga telah menggunakan material lokal seperti batu andesit maupun bata merah.

Sejenak meninggalkan kompleks masjid, kita bisa berjalan menyusuri gang-gang kecil yang ada di sekitarnya. Kita akan bertemu dengan Rumah Pesik yang merupakan bangunan kuno yang dicat dengan warna hijau dan mempresentasikan bangunan kaum Kalang. Rumah ini telah menerapkan konsep bangunan yang ramah lingkungan dengan adanya ruang terbuka hijau di dalamnya.

Spot berikutnya yang akan dilewati adalah Langgar Dhuwur dengan bentuk arsitektur  yang sangat khas di era Mataram Islam dulu. Terakhir, kita akan diarahkan untuk mengunjungi Between Two Gates yang dulunya merupakan alun-alun Mataram. Kawasan ini merupakan salah satu zona rendah emisi, di dalamnya terdapat larangan untuk menjalankan kendaraan bermesin seperti motor.

Sebumi Journey (foto: Aul)
Sebumi Journey (foto: Aul)

Begitulah kisah menarik yang tersembunyi di balik keindahan Kotagede yang tak hanya melulu tentang sejarah dan budaya, tetapi juga tentang keberlanjutan lingkungan dan kesadaran ekowisata. Dengan mengunjungi destinasi ini, kita tidak hanya bisa menyelami sejarah yang kaya, tetapi juga turut menjaga kelestarian alam untuk generasi mendatang. 

Jadi, jangan ragu untuk merencanakan perjalananmu ke Kotagede dan temukan sendiri keajaiban ecotourism yang menunggu untuk dijelajahi! Yuk, jadikan petualanganmu sebagai bentuk kontribusi positif untuk menjaga bumi kita tetap hijau dan lestari. Let's go green and explore Kotagede together.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun