Kisah altruisme juga banyak dilakukan oleh segenap masyarakat, baik secara individu maupun kelompok(organisasi maupun komunitas). Sebagai contoh, kita menyaksikan seorang nenek penjual nasi pecel, nenek Sunarsih, di kecamatan kademangan, kota probolinggo, menyumbangkan celengan umrahnya kepada pemkot probolinggo untuk pelanggan COVID-19.Â
Pasangan Lansia mbah sumiati sastro kapelan(69) dan setyabudi sutanto(72), secara iklas menguras semua isi tabungannya sebesar Rp 500 ribu untuk disumbangkan bagi korban COVID-19 .Â
Begitu juga dengan seorang ibu di bandung membawa kantong kresek hitam berisi kaleng bekas cat dan sejumlah uang tabungan yang disumbangkan untuk hal sama(korban COVID-19).Â
bahkan seorang bocah berusia 9 tahun bernama Moch Hafidh menyumbangkan sejumlah uang hasil tabungannya selama 9 bulan yang disimpannya di sebuah kaleng biskuit, juga untuk korban COVID-19. banyak kisah-kisah heroik dan altruisme lainnya yang dilakukan masyarakat Indonesia, yang tidak bisa disebutkan satu persatu.Â
Karena tingginya tingkat solidaritas masyarakat Indonesia dalam setiap bencana yang dengan sukarela memberikan bantuan uang dan barang seperti ini, Indonesia menempati urutan pertama sebagai negara paling dermawan. Berdasarkan laporan CAF World Giving Index 2018, A Global View Of Giving Trends, yang dipublikasikan pada Oktober 2018 , skor Indonesia untuk membantu orang lain sebesar 46%, berdonasi uang 78%, dan melakukan kegiatan sukarelawan 53%.
Sikap social Capital inilah yang membuat negara kita banyak disegani oleh negara lain dan dapat dijadikan sebuah contoh yang mulia bagi negara-negara lain.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H