Mohon tunggu...
Ika Setyawati
Ika Setyawati Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Prodi Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Departemen Biokimia

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengenalan Dini Gejala Glaukoma pada Penderita Hipertensi untuk Mencegah Angka Kebutaan Masyarakat

30 Juli 2021   22:00 Diperbarui: 30 Juli 2021   22:19 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Glaukoma merupakan penyakit penyebab kebutaan yang perlu mendapat perhatian karena dapat menyebabkan kebutaan yang sifatnya irreversibel (Kemenkes RI, 2013). Glaukoma menjadi penebab kebutaan kedua setelah katarak. WHO tahun 2007 melaporkan terdapat lebih dari 7 juta orang menderita buta setiap tahun. Sampai saat ini terdapat 180 juta orang di seluruh dunia mengalami gangguan penglihatan dan 40-45 juta menderita kebutaan. Indonesia memegang posisi tertinggi di South East Asia (1,50%) dibanding Bangladesh (1%), India (0,70%) dan Thailand (0,30%). Jumlah ini akan diperkirakan meningkat 2x lipat pada tahun 2020. Organisasi kesehatan dunia  bersama dengan 20 organisasi non pemerintah internasional , NGO, Asosiasi Profesional, Institusi Kesehatan Mata,  meluncurkan Vision 2020 yang berujuan mengurangi kebutaan pada tahun 2020.


Penyakit hipertensi merupakan  salahsatu faktor risiko terjadinya glaukoma.Hipertensi dapat menyebabkan kerusakan mikrovaskular langsung yang disebabkan hal tersebut dapat memperburuk aliran darah ke syaraf optik anterior, serta dapat mengganggu autoregulasi dari arteri siliaris posterior.Pendapat lain mengatakan bahwa hipertensi dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan peningkatan aliran darah mata. Hal ini menyebabkan kerusakan pembuluh darah kecil dan peningkatan resistensi aliran serta pengurangan dari aliran darah pada mata disertai dengan hilangnya sel-sel ganglion yang mengakibatkan penahanan aliran dan terjadi penumpukan cairan sehingga terjadi peningkatan tekanan intraokular.


Penyakit  hipertensi  merupakan penyakit kronis yang banyak terdapat di masyarakat antara lain di Dusun  Watu, Argomulyo, Sedayu , Bantul.  Belum semua masyarakat  dapat secara sadar  untuk melakukan pemeriksaan kontrol tekanan darah ataupun mengkonsumsi obat anti hipertensi. Akibat hal tersebut dapat menimbulkan komplikasi hipertensi khususnya di mata seperti glaukoma. Selama ini masyarakat belum mengetahui gejala glaukoma. Pengenalan dini gejala glaukoma perlu diketahui agar tidak terlambat dan dapat menyebabkan kebutaan irreversibel.  Pasien dengan glaukoma dapat mengalami penyempitan lapang pandang akibat tekanan yang tinggi pada serabut saraf dan iskemia kronis pada saraf optik . Bisa juga terdapat  nyeri pada bagian mata, kadang disertai dengan mual dan muntah.


Solusi untuk memecahkan permasalahan tersebut yaitu melakukan pendidikan kesehatan untuk mengenal lebih dini gejala glaukoma , meningkatkan kesadaran dan pengetahuan akan pentingnya kontrol mata pada penderita hipertensi, dan melakukan pemeriksaan skreening glaukoma.


Telah dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat secara online melalu media whatsapp di masa pandemik Covid-19 pada hari Jum'at tanggal 12 Februari 2021 dari jam 08.00 -- 11.00 WIB di Dusun Watu, Argomulyo, Sedayu, Bantul. Kegiatan pengabdian dihadiri para kader dan warga masyarakat. Acara di mulai dengan   pretes materi , penjelasan materi dengan power point dan voice note dilanjutkan diskusi tanya jawab. Acara ditutup dengan posttes materi. Kegiatan pengabdian juga memberikan pelatihan cara pemeriksaan tekanan darah dan pemeriksaan sederhana glaukoma kepada para kader dibantu oleh Trainer yang hadir secara langsung di rumah Kepala Dukuh Watu.

Hasil pretest dan posttes pada saat pengabdian skore meningkat dari  nilai 83 menjadi 96 artinya terdapat peningkatan pemahamam masyarakat tentang   peningkatan pengetahuan tentang mengenal gejala dini glaukoma pada pasien hipertensi untuk mencegah kebutaan di masyarakat serta dapat melakukan pemeriksaan sederhana skrining glaukoma dan pengukuran tekanan darah secara mandiri. Seluruh peserta juga  dapat mempraktekkan pemeriksaan tekanan darah dan pemeriksaan sederhana glaukoma.

Acara ditutup dengan penyerahan kenang-kenangan berupa  alat pengukur tensi meter yang dapat dipakai masyarakat untuk mengontrol tekanan darah terutama pada penderita hipertensi agar tidak menimbulkan komplikasi lebih lanjut seperti glaukoma. Hasil akhir angka kebutaan akibat glaukoma pada pasien hipertensi menjadi menurun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun