Mohon tunggu...
Ika Kartika
Ika Kartika Mohon Tunggu... Lainnya - Communicating Life

pelayan masyarakat selama lebih dari 20 tahun and keep counting, belajar ilmu komunikasi sejak lahir.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Jadi Admin Medsos Pemerintah Itu...

25 Juni 2024   09:39 Diperbarui: 25 Juni 2024   13:49 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Malang melintang diperASN-an, melingkar-lingkar di perHumas-an, biarpun sempat 'tersesat' dengan indahnya di perKeuangan-an akhirnya beberapa tahun lalu saya kembali ke khittah.

Saat datang ke tempat yang katanya khittah saya itu, suasana kantor macam setumpuk pakaian yang dicuci jemur doang tapi belum sempat disetrika, ditumpuk di keranjang dengan tinggi sekira 100 cm.

Gerak cepat, saya coba bereskan serentak, salah satunya mengelola media sosial instansi.

'Yuk bisa yuk' begitu kira-kita afirmasi yang saya tanamkan dalam diri sambil memandang nanar 7 (tujuh) orang staf  ASN berupa bapak-bapak senior, dan kurang lebih 15 (lima belas) orang tenaga pendukung yang saya yakin penuh potensi namun selama ini terlena dengan pola kerja santai, slow, hampir tidak ada pengakuan atau kesempatan untuk mereka tunjukkan apa yang mereka bisa. Dan situasi ini yang sudah terlanjur dibangun sekian lama.

Pada kesempatan ini saya mau ceritakan sedikit deh, 1 (satu) dari 10 (sepuluh) sub kegiatan yang menjadi tanggung jawab saya, dan tentu saja saya yakini akan dihisab kelak di hari akhir..ya kan?..

Sub kegiatan itu adalah mengelola media sosial instansi seperti yang sudah saya sebut tadi. Biar tidak muter-muter, saya rangkum deh di bawah ini soal perasaan saya hari-hari

1. Bikin konten, visualnya agak bagusan, dikomentarin netizen: pemerintah kok kebanyakan ngonten ga ada geraknya

2. Pake bahasa ngikutin karakteristik follower yang dilihat dari insight akun, dibilang: sok pengen dianggap kekinian

3. Lagi viral dialog pada salah satu adegan sinetron Ikatan Cinta yang "it's my dream, Mas! not hers!".  Sudah diadaptasi oleh banyak akun lembaga bahkan akun resmi KPK aja pake. Kita coba bikin juga untuk tema anti korupsi, eh dibilang: ngedukung konten ga ada akhlak

4. Mau gerak, lalu lakukan upaya koordinasi sana sini, misal saat ada salah satu akun nge-tag kita pada berita soal balita yatim piatu yang didiagnosis kangker rahang namun tidak ada biaya untuk sehari-hari jika harus berangkat ke RS di ibukota negara sesuai rujukan, eh dipatahin: "bukan tugas utama jadi mimin"

5. Maksud hati supporting akun sesama biar jangkauan berita mereka bertambah dengan repost kontennya, dibilang: nyuri konten biar bisa di-SPJ-in (di-SPJ-in artinya diklaim untuk bisa dibayar padahal untuk jadi mimin ini tidak ada honornya dan tidak ada klaim biaya untuk konten, duh)

6. Typo, pake pilihan kata agak 'smart',   duuh dihujatnya kayak habis bikin huru hara sekampung, berusaha banget bikin mimin tampak bodoh (padahal emang bodooooh)

7. Memilih untuk tidak menaikan berita-berita kiriman dari instansi lain tertentu, karena tema yang dibahas masih pro kontra atau perlu banyak edit karena kacau logika kacau bahasa, dibilang: ada kepentingan-kepentingan tertentu dan punya misi pribadi

8. Tidak 'ngonten',  dibilang tak ada good will untuk lebih transparan, mulai ngonten, eh giliran temanya isu-isu pemberantasan korupsi komennya diserbu yang nadanya ledekan, cacian, sumpah serapah..(bingung akutu). Sementara, saat memperhatikan medsos pribadi pejabat, isinya waswiswus fafifu, ngomongin antikorupsi, kinerja, integritas, komennya sejuuuk semua dong.."mantap pa kadiiiis", "semangat pa kabaaan", "terbaik Bu kepalaaa" weks

Namuun, dari yang banyak itu, saya harus tetap tebal telinga karena sebetulnya biarpun bagi sebagian orang ini hal sepele namun sadar tak sadar kami adalah pemegang kemudi mau jadi seperti apa wajah lembaga.

80% kita setiap harinya menghabiskan waktu di depan layar gadget jadi, jika 40%nya saja sempat mampir ke akun yang kita jadi miminnya maka 'pesan' kita akan menyusup.. itulah pentingnya setiap konten yang kita posting harua mengandung 'pesan'.

Cita-cita saya ingin jadi pagawe yang bermanfaat mungkin tercapai salah satunya dengan jadi mimin kayak begini. Setidaknya (harusnya) pegawai yang mengikuti pesan-pesan tersurat maupun tersirat di medsos kita, akan agak malu lah kalo: mau korupsi dan mau ga peduli sama kesulitan rakyat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun