Mohon tunggu...
Ika Kartika
Ika Kartika Mohon Tunggu... Lainnya - Communicating Life

pelayan masyarakat selama lebih dari 20 tahun and keep counting, belajar ilmu komunikasi sejak lahir.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Grup Whatsapp Keluarga Jadi Tempat Sebar Hoaks?

31 Oktober 2023   13:53 Diperbarui: 31 Oktober 2023   14:06 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Adakah yang suka gemas sendiri jika di grup keluarga ada yang menyebarkan berita hoaks? Tenang, kamu tidak sendiri. Kita boleh jadi kesal dengan mudahnya bapak, ibu, om tante, bude pakde, atau simbah-simbah kita, dalam menyebarkan informasi keliru. Tapi ternyata menurut penelitian, generasi baby boomer seperti mereka memang dinilai paling rajin bagikan hoaks. Kira-kira kenapa ya?

Guess (2019), mengatakan bahwa kalangan pengguna internet yang sudah berumur merupakan bagian masyarakat yang paling sering tertipu dengan berita bohong atau hoaks dibandingkan dengan pengguna internet kalangan muda, dengan dikatakan bahwa pengguna dengan usia 65 tahun ke atas tujuh kali lebih sering membagikan berita bohong atau hoaks dibandingkan dengan pengguna yang lebih muda, studi ini dilakukan di Amerika Serikat.

Berdasarkan penelitian tersebut, orang berusia 65 tahun ke atas adalah kelompok usia yang paling sering membagikan hoaks, meski berpendidikan sekalipun.

Riset yang dilakukan peneliti dari universitas ternama Princeton University dan New York University ini, melibatkan 3.500 responden dengan usia beragam di Amerika Serikat. Mereka menganalisis unggahan Facebook para responden itu sebelum dan sesudah Pilpres AS 2016 lalu. 

Setelah data terkumpul, seperti dikutip dari Vice, peneliti menemukan kalau ternyata orang tua usia 65 tahun ke atas gemar membagi hoaks dua kali lebih sering dibanding kelompok usia 45-65 tahun. Sedangkan kalau dibandingkan dengan umur termuda 18-29 tahun, bedanya mencapai tujuh kali lipat!

Dari penelitian itu juga disimpulkan kalau penyebaran hoaks lewat Facebook itu tidak terkait dengan latar belakang pendidikan, jenis kelamin, dan pandangan politiknya. Mau dulunya lulus cumlaude, selama ia tergolong generasi baby boomer, ya tetap saja lebih mudah termakan hoaks.

Para peneliti itu menawarkan dua teori untuk menjelaskan fenomena di atas. Yang satu berhubungan dengan literasi digital dan yang lainnya seputar kemampuan kognitif manusia yang terus menurun seiring bertambahnya usia.

Riset di atas memang tidak mengungkap alasan kenapa para orang tua itu gampang  menyebarkan berita hoaks namun, penelitinya berusaha mengungkap teori mengenai hal tersebut --yang mana masih bersifat argumentatif dan butuh riset lanjutan. 

Jadi menurut mereka, masih dilansir dari Vice, ada dua alasan utama: Orang tua tidak memiliki literasi digital yang levelnya setara dengan generasi yang lebih muda. Orang tua lahir sebelum internet ada. 

Beda dengan kita yang tumbuh bersama internet. Jadi secara teknis dan kegunaan, kita jauh lebih paham dan lebih adaptif dibanding orang tua. Bisa dibilang mereka ini masih gagap lah soal teknologi. Selanjutnya, secara biologis, orang tua mengalami penurunan kognitif, termasuk proses berpikir di dalam otaknya. Mereka lebih rentan tertipu informasi yang belum pasti kebenarannya.

Walaupun dilakukan di Amerika, tapi penelitian di atas tampaknya cukup relevan dengan kondisi di Indonesia saat ini. Menkominfo dan sejumlah pengamat sepakat dengan hal itu seperti dikutip Detik, Menkominfo saat itu Rudiantara --menukil informasi dari pegiat media sosial Alm. Nukman Luthfi-- mengatakan kalau milenial itu tidak suka hoaks, justru generasi tua lah yang suka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun