Khadimat pertama saya ibu setengah baya tetangga kampung di perantauan ini, membersamai sejak belum punya anak hingga anak sulung Saya berusia 1,5 tahun. Dia resign karena merasa sudah sering sakit-sakitan..hallo Bi Limaah, apa kabaaar
Khadimat kedua yang tadi pakai celana dalam saya, diperkenalkan oleh salah seorang rekan kantor yang rupanya adalah teman kampungnya. Biarpun yang satu ini paling menguras emosi namun kami bisa bertahan hingga 3 tahun..Anih di mana kamu sekaraaang?
Saat Anih menyatakan bahwa dia dipangil pulang untuk menikah sungguh saat itu bumi serasa berhenti berputar. Saya mengikhlaskan asal dia cari dulu penggantinya. Tak disangka dia bawa khadimat yang too good too be true..teh Aas, gadis cantik putih imut halus lemah lembut yang perkasa.
Bersamanya kami melalui segala manis pahit dunia dan topan badai kehidupan, dan tanpa terasa 9 (sembilan) tahun sudah dilalui dengan suka cita. Dia pamit karena akan menikah dengan lelaki yang berasal dari status sosial lumayan untuk itu dia memutuskan untuk berhenti membersamai dan menjadi pekerja di pabrik sepatu hingga akhirnya menikah dan saat ini telah dikaruniai 3 (Tiga) orang anak.
Lepas dari Aas muncul nama baru..Bu Rohimah, dia tua, berpengalaman dan tinggal di kampung belakang kompleks sehingga dia hanya perlu lompat pagar saat akan berdinas. Saking berpengalamannya dia semena-mena kapan harus ijin, kapan harus datang lagi ke rumah namun demikian kami bertahan juga selama 2 (tahun) tanpa ada konflik berarti dan dia ikhlas diberhentikan.
Pengganti bu Rohimah sungguh unik, dia datang dibawa pak satpam kompleks. Mengendarai motor matik keluaran mutakhir, bibir merah, pakaian trendy, dan selalu mandi dulu sebelum pulang, dia tampak berusaha sekali ingin diterima anak bungsu Saya yang saat itu masih berumur 3 (tiga) tahun, dan upayanya yang terlampau keras malah membuat si bungsu semakin tak mau..
Merasa tak enak hati karena pada awalnya dia diserahi tugas menjaga anak saat saya ke kantor namun belum jua berhasil, lalu pada suatu hari dia mengirimkan pesan singkat: "bu, saya dikurangi aja gajinya kan dedenya ga mau sama saya". Saya jawab "ya gapapa teh, nanti lama-lama juga mau kok". 2 hari kemudian dia tak datang ke rumah dan menulis pesan singkat "Bu saya berhenti saja, dedenya ga mau sama saya".
Setelah itu selama 5 (lima) tahun khadimat kami bernama Niah, perempuan tangguh yang lebih banyak bekerja daripada bicara, yang tak tahan lihat rumah berantakan sedikit saja, masakannya enak dan nyambung banget dengan anak saya. Dia bekerja sangat efektif, tak  ada sedetikpun waktu yang dia sia-siakanmudah-mudahan bisa bersama selamanya tanpa terjadi penurunan kualitas baik dari saya maupun dari kamu yah teh Niah...
Eh tapi lalu covid 19 melanda dunia, Niah sakit 2 (dua) minggu dan resign dengan alasan ingin konsentrasi agar bisa hamil karena selama 7 (tujuh) tahun pernikahannya belum dikaruniai anak.
Saya dan suami sempat bertahan tanpa khadimat karena memang saat itu kerja kami kebanyakan WFH, namun tak bertahan lama.Â
Berturut-turut ada Juntiah, Soliyah, Lipah, Sadiyah. Mereka bersepupu, dan kompak mengatur sendiri siapa yang akan menggantikan siapa jika salah seorang di antara mereka berhalangan.Â