Mohon tunggu...
Ika Kartika
Ika Kartika Mohon Tunggu... Lainnya - Communicating Life

pelayan masyarakat selama lebih dari 20 tahun and keep counting, belajar ilmu komunikasi sejak lahir.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Secandu Apa Kamu pada Gadget?

27 Oktober 2023   10:23 Diperbarui: 27 Oktober 2023   12:14 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Dari sisi usia, anak yang rentan mengalami kecanduan gawai berada di rentang usia 13-18 tahun. Pada usia anak, bagian otak, yaitu dorsolateral prefivntal cortex yang berfungsi untuk mencegah seseorang bersikap impulsif sehingga seseorang bisa merencanakan dan mengontrol perilaku dengan baik, belum matang. "Ketika bagian ini sudah terganggu, seseorang rentan bersikap impulsif, termasuk pada penggunaan gawai," kata Kristiana.

Penggunaan gawai pada anak dan remaja yang lebih dari 3 jam dalam sehari dapat menyebabkan mereka rentan pada kecanduan gawai. Kecanduan gim pada gawai saat ini mendapat perhatian dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum lama ini mengeluarkan International Classification of Disease (ICD) edisi ke-11 yang menyebutkan kecanduan main game sebagai gangguan kesehatan jiwa, yang masuk sebagai gangguan permainan atau gaming disorder.

Januari lalu,Rumah Sakit Umum Daerah Koesnadi, Bondowoso, Jawa Timur, merawat dua pelajar SMP dan SMA yang kecanduan gawai dalam tingkat yang sudah parah. Ia ingin membunuh orangtuanya yang melarang menggunakan gawai.

Fenomena anak kecanduan gawai, menurut dr Tjhin Wiguna, psikiater anak dan remaja di Departemen Medik Kesehatan Jiwa FKUI-RSCM, mulai meningkat dalam tiga tahun terakhir. Jumlah orangtua yang datang meminta konsultasi ke lembaga-lembaga perlindungan anak atau membawa anaknya ke psikolog dan psikiatri juga meningkat.

Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia Seto Mulyadi menyatakan, sejak 2013 lembaganya menangani 17 kasus anak yang kecanduan gawai. Begitu juga Komisi Nasional Perlindungan Anak, yang sejak 2016 sudah menangani 42 kasus anak yang kecanduan gawai.

Membaca itu, yang pastinya bisa sangat panjang jika saya tulis semua, maka pertanyaannya adalah:  orang tua normal mana yang mau menukar sikap permisifnya atas penggunaan gadget anak-anaknya dengan kenyataan anak-anaknya kemudian menderita mental disorder dan harus  mengeluarkan rupiah yang tidak sedikit untuk mengobatinya?

Atau, kita sebagai orang tua malah tidak menyadari anak-anak kita kecanduan gadget, karena sesungguhnya kita sendiri yang harus periksakan diri ke dokter?

Nicola Morgan, Penulis asal Inggris melalui bukunya berjudul Life Online jelas menyiratkan bahwa biarpun buku ini seolah ditujukan untuk remaja karena judul aslinya: Teenage Brains and Lives, namun  sebenarnya buku ini harus dipedomani terlebih dahulu oleh para orang tua karena ternyata perilaku-perilaku di dunia maya saat ini, dan bagaimana orang dewasa menggunakan dunia maya tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan anak-anak mereka. Ada lebih banyak orang tua yang berperilaku serampangan di dunia maya  karena mereka baru mengenal dunia maya di setengah hidup mereka bahkan di duapertiga hidup mereka.

Penulis  dalam buku ini tampak berusaha keras ingin mengindarkan diri dari anggapan menghakimi orang-orang (dewasa maupun remaja) yang hidupnya saat ini sangat bergantung pada internet dan world wide web.  Dalam setiap babnya, hampir selalu dia meyakinkan pembacanya bahwa dia tak dalam posisi menghakimi. Menurutnya ada alasan mengapa setiap kita saat ini kecanduan akan gadget. Dan dunia maya tentu saja banyak membawa manfaat selain dampak negatif yang terasa lebih sering dibesar-besarkan. Dia tidak setuju dengan istilah lari atau bersembunyi dari internet, tapi yang harus kita lakukan adalah memahaminya, memanfaatkannya, dan membuatnya bekerja untuk kita.

Penulis sangat ingin setiap kita sadar bahwa dunia maya akan sangat mampu memberdayakan kita jika kita menggunakannya tetap sebagai alat, dan kita yang memegang kendali atas alat ini.

Percayalah, lingkungan yang baik dengan beragam pilihan aktivitas yang bisa dilakukan, akan membuat kita tak lagi mencari sumber-sumber kesenangan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun