Mohon tunggu...
Ika Lusiana
Ika Lusiana Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Mahasiswa Magister Farmasi Universitas Sanata Dharma, Apoteker RSK Ngesti Waluyo

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Teknologi Informasi dan Resistensi Antibiotika

29 April 2022   13:31 Diperbarui: 29 April 2022   13:40 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa itu resistensi antibiotika ?

Antibiotika adalah salah satu jenis dari antimikroba yang paling sering digunakan di masyarakat. Antimikroba sendiri adalah golongan obat yang digunakan untuk mencegah atau mengobati infeksi yang disebabkan mikroorganisme (bakteri, jamur, virus, protozoa). 

Jenis-jenis antibiotika ada banyak sekali, beberapa nama pasti sering kita dengar seperti amoxicillin, ampicillin, cefadroxil, penicilin dan sebagainya. Resistensi antibiotika adalah kemampuan bakteri untuk menetralisasi dan melemahkan daya kerja antibiotika. 

Secara umum dapat dikatakan bahwa resistensi antibiotika adalah suatu kondisi dimana terdapat kemampuan bakteri untuk bertahan hidup terhadap efek antibiotika, sehingga antibiotika tersebut tidak efektif dalam penggunaan klinis atau pengobatan penyakit infeksi.

Apa Bahaya Resistensi Antibiotika ?

Terjadinya resistensi antibiotika tentu akan menghambat kemajuan dalam mengobati suatu penyakit infeksi. Sebagai contoh, resistensi terhadap ampisilin menyebabkan seseorang menjadi tidak lagi efektif ketika suatu saat sakit dan diberikan terapi ampisilin. Hal ini mengakibatkan waktu pengobatan menjadi lebih lama, biaya lebih mahal, juga dapat mengancam jiwa jika terjadi infeksi secara berkelanjutan. 

Departemen Kesehatan tahun 2011 menuliskan hasil penelitian Antimicrobial Resistant in Indonesia (AMRIN-Study) terbukti dari 2494 individu di masyarakat, 43% Escherichia coli resisten terhadap berbagai jenis antibiotik antara lain: ampisilin (34%), kotrimoksazol (29%) dan kloramfenikol (25%). Hasil penelitian 781 pasien yang dirawat di rumah sakit didapatkan 81% Escherichia coli resisten terhadap berbagai jenis antibiotik, yaitu ampisilin (73%), kotrimoksazol (56%), kloramfenikol (43%), siprofloksasin (22%), dan gentamisin (18%). 

Resistensi antibiotika ini bukan hanya terjadi di Indonesia, melainkan sudah menjadi masalah global yang kompleks. National Institute of Health (NIH) melaporkan bahwa 90.000 orang meninggal di Amerika Serikat akibat infeksi bakteri resistan, dan 2 juta orang berada di rumah sakit dimana tiga per empatnya mengidap bakteri resistan.

Penisilin adalah antimikroba pertama ditemukan sekitar tahun 1940. Tahun 1950 menjadi masa tenang dimana sebagian besar antibiotika yang ada saat ini telah ditemukan. Pada tahun 1960 banyak dikembangkan penelitian mengenai dosis, pemberian dan lain-lain. 

Tahun 1970 merupakan tahun pengembangan pengetahuan mengenai aktivitas biokimia antibiotika dan mekanisme resistensi yang mengarah pada studi modifikasi kimia untuk mencegah resistensi. Tahun 1980 pengembangan penelitian ke arah mode aksi dan studi genetik, yang mengarah pada upaya penciptaan senyawa baru. 

Periode dari tahun 1960 hingga sekitar tahun 2000 menjadi tahun-tahun tidak produktif dalam penemuan antibiotika, di sisi lain terjadi peningkatan secara signifikan resistensi antibiotika secara global. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun