Pada usia 12 bulan (1 tahun) anak tidak memiliki kata untuk diucapkan secara rutin dan kehilangan kemampuan bicara yang sudah pernah ada. Pada usia 15-18 bulan, anak tidak paham jika diajak berbicara.Â
Pada usia 18 bulan anak tidak dapat mengucapkan 10 kata. Pada usia 2 tahun (24 bulan), anak tidak dapat menggunakan setidaknya 25 kata, pembendarahaan kata kurang dari 50, sulit dimengerti ketika berbicara dan tidak dapat menunjuk atau menyebut anggota badan.Â
Anak juga tidak bisa memadukan atau mengkombinasikan kata benda dengan kata kerja. Selain itu, anak juga tidak mampu menggunakan frasa 2 kata. Pada usia 3 tahun, ucapan anak sulit dipahami karena tidak mampu menyebut nama benda dan tidak dapat menggunakan sebanyak 200 kata.
Faktor yang mempengaruhi gangguan perkembangan bahasa verbal
Faktor utama yang mempengaruhi gangguan perkembangan bahasa pada anak adalah lingkungan sekitar dan orang tuanya. Seperti; kurangnya stimulasi (rangsangan) yang diberikan kepada anak (pasifnya orang tua atau orang sekitar), pemakaian dua bahasa (bahasa ibu/pertama dan bahasa asing/kedua) sebelum waktunya.Â
Selain itu, kebiasaan anak yang buruk yaitu kurangnya interaksi dengan masyarakat atau orang sekitar juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi gangguan perkembangan bahasa karena kosa kata pada anak dapat berkurang.
Terapi untuk mengatasi gangguan perkembangan bahasa verbal
Terapi wicara; terapi ini merupakan pengobatan pertama untuk mengatasi keterlambatan bicara (speech delay). Terapi ini dapat memberikan hasil yang baik karena kemampuan berbicara pada anak bisa menjadi normal saat mereka masuk sekolah.
jenis-jenis terapi untuk mengatasi keterlambatan berbicara
Anak dengan keterlambatan bicara (speech delay); terapi ini dilakukan dengan mengajaknya bermain dan memperkenalkan hal-hal baru lewat gambar atau bahasa isyarat yang dapat dimengerti oleh anak, cara ini dapat merangsang anak untuk berbicara
Anak dengan afraxia (kesulitan dalam mengucapkan suku kata tertentu); terapi ini dilakukan dengan berlatih di depan cermin atau merekam suara anak. Terapi ini bertujuan untuk mengajarkan anak agar dapat merespon pendengaran, baik lewat visual atau sentuhan.