Mohon tunggu...
Diah Kartika
Diah Kartika Mohon Tunggu... -

Seorang apoteker. Mom of three. Senang berorganisasi utamanya dalam bidang pendidikan dan religi. #Bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lelaki Penghuni Asrama ASGJ

25 April 2014   00:13 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:14 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sabtu kemarin tanggal 19 April 2014, saya menemani suami berkunjung ke Asrama Mahasiswa Islam Sunan Gunung Jati (ASGJ). Karena letaknya sangat dekat dengan Stasiun Pondok Jati sehingga kami memutuskan untuk pergi dengan commuter line berangkat dari Stasiun Depok Baru dengan pilihan jurusan Bogor – Jatinegara. Ternyata harga tiketnya murah loh, saya hanya membayar Rp. 8,500 untuk melewati 24 stasiun. Itupun ada deposit sebesar Rp. 5.000, yang bisa di refund. Jadi satu kali perjalanan hanya dikenakan biaya sebesar 3.500 rupiah saja. Sangat murah!

[caption id="attachment_304462" align="aligncenter" width="300" caption="Jalur shortcut Depok - Pondok Jati warna merah. Tapi saya terpaksa memutar lewat Stasiun Tanah Abang Jalur warna hitam."][/caption]

Perjalanan dengan menggunakan commuter line ternyata lumayan panjang karena dari stasiun Manggarai sebenarnya hanya 2 stasiun lagi ke Stasiun Pondok Jati, tapi harus memutar dulu ke Tanah Abang memutar melewati 12 stasiun lagi yang memakan waktu tambahan sekitar 30 menit. Cuapee deh!! Sebenarnya bisa saja lebih cepat 20 menit jika kami mau transit di stasiun Manggarai lalu turun di Stasiun Jatinegara, kemudian transit lagi dengan kereta tujuan Bekasi. Namun suami saya enggan melakukannya karena merasa repot berganti-ganti commuter line dan lebih memilih menikmati perjalanan di sabtu sore yang cerah itu. JJS oi..!

Tiba di Stasiun Pondok Jati, kami berjalan kaki menuju ASGJ. Kami tiba di ASGJ, masuk ke dalam bangunan tua dengan konstruksi gaya Belanda yang memiliki struktur kokoh dengan ukuran pintu dan jendela besar-besar. Sebuah rumah seluas 500 meter persegi yang dominan warna hijau ini terletak di Jalan Bunga No.7 Jatinegara Jaktim. Rumah itu merupakan Asrama pertama didirikan pada tanggal 29 Mei 1952 yang menjadi asset Yayasan Asrama pelajar Islam (YAPI).

Mengutip dari Akte Pendirian YAPI yang didirikan tahun 1952, maksud dari Yayasan ini adalah untuk membantu meringankan beban pelajar islam dalam soal perumahan dan penyelenggaraan pembangunan angkatan baru yang berjiwa Islam guna pembangunan Negara, Bangsa dan Agama. Untuk mencapai maksud tersebut maka yayasan berusaha menyelenggarakan dan /atau mendirikan asrama yang disediakan untuk pelajar/mahasiswa islam. Selain itu juga Yayasan juga mengusahakan pendidikan ruhani dan jasmani bagi anggota-anggota asrama dengan mengingat tantangan tuntunan Islam yang luas. Kalo keingetan sama catatan ini saya merinding loh, Serius! Begitu mulia cita2 para pendiri YAPI.

Bangunan kokoh ASGJ merupakan salah satu tempat di nusantara yang telah berjasa dalam membuat skenario perjuangan mempertahankan kemerdekaan Negara Indonesia. Dia juga berjasa dalam menggodok dan mempersiapkan pemimpin di masa yang akan datang, dari kepanasan dan kehujanan. Jiee..bagi yang pernah tinggal di ASGJ patut berbangga loh karena menjadi bagian dari sejarah Bangsa Indonesia. Merinding lagi! membayangkan semangat perjuangan itu pernah bergolak di sini.

Penghuni Asrama merupakan pertemuan antara pelajar santri dan pelajar umum. Mereka berinteraksi menciptakan keterpaduan antara ilmu pengetahuan yang bersumber dari barat dengan ilmu agama, yang memiliki akhlak dan tauhid yang kuat. Para penghuni asrama senantiasa memperoleh pembekalan mental. Mereka rajin melakukan kegiatan di dalam asrama. Antara lain diskusi, pengajian dan peringatan hari besar islam. Kiprah ASGJ di masyarakat sekitar sangat terasa karena peran mereka terutama pada saat Ramadhan juga pelaksanaan PHBI Idul Fitri dan Idul Adha Mereka rela tidak berjumpa keluarga tercinta di kampung halaman masing-masing demi terselenggaranya kegiatan tsb. ASGJ juga sering mengadakan kegiatan pelayanan sosial masyarakat lainnya. Warga ASGJ juga dipersiapkan menjadi khotib Jumat, sehingga sewaktu-waktu dibutuhkan siap tampil di atas mimbar. Keren bingiiiits kan! Bagi yang butuh calon mantu silahkan hubungi saya, highly recommended! Stok terbatas loh. Haha.. :D

Keberhasilan mempersiapkan pemimpin ummat dan Bangsa di masa yang akan datang, telah terbukti saat ini. Banyak alumnus ASGJ yang kini menjadi orang-orang penting di lembaga-lembaga Negara. Baik di pusat pemerintahan, perekonomian dan perdagangan.

Itu sekilas sejarah ASGJ. Saat ini saya berada di 62 tahun sejak dibangunnya ASGJ. Penghuninya sudah tentu berbeda degan para pendahulunya. Sejak Kampus UI pindah ke Depok, ASGJ tidak didominasi lagi oleh mahasiswa PTN. Saat ini yang tinggal hanya 12 orang saja, dari kuota 25 orang yang tersedia. Padahal setiap tahun selalu diadakan rekrutmen penghuni baru ASGJ, namun mungkin karena faktor kurangnya publikasi sehingga pesona ASGJ sudah agak meredup. Harusnya pakai ph***ps biar terus terang, gak pake redup :P

Ketika saya mengunjungi ASGJ, kebersihannya cukup terjaga. Saya tidak melihat sampah berserakan di ruang tamu, kamar, dapur atau halaman. Kamar mandi nya pun bersih. Ketika saya tanya bagaimana mereka membersihkannya, ternyata mereka secara bergantian membersihkan setiap hari dan setiap pekannya diadakan kerja bakti. Pas saya berkunjung sih bersih ya, gak tau deh kalo aslinya sehari-hari hihi.. Saya ikutan sidak ke kamar-kamar juga loh. Tadinya rada gimana gitu ikut masuk ke kamar cowok, khawatir ada penemuan “barang berharga” yang berserakan. Tapi ternyata nggak kok sodara-sodara! Aman.

Mereka yang tinggal di ASGJ tidak dikenakan biaya asrama. Ada iuran bulanan jumlahnya sangat murah yang dikelola untuk keperluan makan dan listrik. Yang saya salut, para lelaki bujang ini masak sendiri di dapur. Pada saat berkunjung saya dijamu dengan ayam bakar home made #eh dormitory made.Rasanya enak, citarasanya mirip sedikit dengan ayam bakar Mas Mono. Mirip dikit, bedanya banyak! Haha.. Saya dan para tamu lainnya, beberapa alumni ASGJ, santap malam dengan ayam bakar mirip dikit Mas Mono itu dengan nasi yang agak keras. Hehe, mungkin karena kebiasaan masak untuk 12 orang, mereka jadi kurang bisa memperkirakan jumlah takaran air ketika memasak dalam jumlah full di magic com, sehingga agak keras sedikit. Tapi hebatnya ayam dan nasi ludes semua. Pertanda hidangannya berkah! Kucing peliharaan juga kebagian berkahnya tulang ayam. Bersih tak bersisa. *kalo para pemirsa punya makanan berlebih bisa dilempar kemari, dalam sekejap ludes. Maklumlah omnivora, apa aja doyan! ;P

[caption id="attachment_304459" align="aligncenter" width="341" caption="Kebersamaan santap malam yang hangat antara alumni dan warga ASGJ"]

1398333514692001473
1398333514692001473
[/caption]

Kami makan lesehan di ruang tengah asrama, duduk tanpa alas di lantai yang sudah bermotif, bagaikan duduk di hamparan permadani. Para penghuni ASGJ dengan sangat sigap menyiapkan dan membereskan setelah selesai santap malam. Suatu kebersamaan yang manis. Bagus lagi kalau bisa rutin, makin rame makin seru!

Beberapa penghuni asrama curcol khawatirnya setelah mendengar desas desus ASGJ akan dijadikan asrama putri bahkan ada isu akan dijual. Mereka sangat berharap agar keberadaan ASGJ ini terus dilestarikan. Suami saya selaku Direktur Asrama yang baru menepis kabar itu. Justru Ia memaparkan konsep baru mengenai pembinaan ASGJ yang membongkar paradigma lama ASGJ. Namun gagasan yang sangat mulia untuk mengembalikan kejayaan ASGJ seperti keinginan para pendirinya itu tidak mungkin dikerjakan seorang diri. Ia mengajak agar seluruh alumni untuk menhimpun segala daya dan upaya untuk bangun dari tidur panjang menyongsong pembaharuan ini. Bersama kita bisa!

Mari bergegas kawan! Indonesia menitipkan tugas ini di pundakmu. Menyemai pemimpin ummat dan Bangsa. Yakin Usaha Sampai!

Depok, April 2014
Catatan by Diah kartika Pratami *bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun