Mohon tunggu...
Diah Kartika
Diah Kartika Mohon Tunggu... -

Seorang apoteker. Mom of three. Senang berorganisasi utamanya dalam bidang pendidikan dan religi. #Bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Lelaki Penghuni Asrama SG Rawamangun

28 April 2014   00:35 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:08 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_304827" align="aligncenter" width="284" caption="Asrama Sunan Giri Rawamangun Jakarta Timur"][/caption]

"Hiduplah di Asrama yang dapat dijadikan rumahmu yang damai, tempat menempa diri menjadi pribadi yang berakhlak mulia, dan wadah pengembangan jaringan kerja sosial kita sebagai mahasiswa yang akan menjadi pemimpin di masa depan. Itulah Sunan Giri" (Prof.Dr.Jimly Asshiddiqie, SH., MH./ Ketua Mahkamah Konstitusi RI yang pertama , Guru Besar FH UI, Dewan Pertimbangan Presiden RI / Alumni Asrama Sunan Giri Tahun 1977)

Asrama Mahasiswa Islam Sunan Giri (ASG) yang terletak di Jalan Sunan Giri No. 1 Rawamangun dibeli oleh Yayasan Asrama Pelajar Islam (YAPI ) puluhan tahun silam yaitu pada 7 April 1962. Pemilihan lokasi lahan di Rawamangun, terutama atas pertimbangan bahwa kampus Universitas Indonesia akan pindah ke Rawamangun, yang ternyata pindah ke Depok. Dahulu keberadaan ASG menarik perhatian masyarakat. Di samping biaya bulannya murah, posisi asrama yang berada dekat kampus membuat mereka tidak perlu mengeluarkan uang lagi untuk transport ke sana. Karena ketersediaan jumlah kamar sangat terbatas, untuk membatasinya pengurus memberikan syarat yang tidak ringan. Salah satunya adalah mereka yang bisa tinggal disana adalah seorang akktivis.

Abdullah Azwar Anas, M.Si yang saat ini menjabat sebagai Bupati Banyuwangi pernah tinggal di ASG di era sembilan puluhan “Setamat SMA, saya merantau ke Jakarta. Tujuan saya selain kuliah, ingin melanjutkan aktif di organisasi. Di Jakarta saya tinggal di asrama mahasiswa Sunan Giri. Selain murah, lingkungan intelektualnya sangat kuat. Tapi untuk bisa tinggal di sana tak mudah, karena ada syarat khususnya” begitu kata Abdullah Azwar Anas di Tabloid Nova 1347/XXVI 16-22 Desember 2013.

Setelah menghasilkan ratusan alumni, lambat laun keberadaan ASG terasa mulai lemah. Bangunan yang dulu terlihat megah makin usang dan tak cukup terawat. Secara pelan, tempat tersebut sudah tidak menarik dulu lagi. Terlebih setelah berpindahnya UI dari Rawamangun ke Depok. Sejak itu, penghuni di asrama ini mulai bergeser. Persyaratan yang dulu ketat juga menjadi longgar. Banyak persyaratan ketat yang tidak bisa dikembangkan lagi. Fakta di tahun 2013 dalam rekrutmen warga baru ASG, hanya ada 13 orang yang mendaftar dari 12 kuota yang tersedia. Itupun berkurangnya separuhnya, 6 orang berguguran di tengah jalan, pindah beramai-ramai ke rumah kontrakan. Woles bingit nih proses kaderisasi kalo gini caranya. Jika saat ini proses kaderisasi berjalan tidak optimal, sangat sedikit kader bermutu yang bisa sampai atas. Pucuk..pucuk..!

Sekarang kita harus mengadakan banyak perubahan untuk menyelamatkan ASG. Selamatkan! kek makhluk yang hampir punah diselamatkan segala.. Nggak gitu juga keles, lol

Salah satu upaya perubahan ekstrim yang dapat dilakukan adalah dengan dua cara berikut.


  1. Asrama berbeasiswa

Mencanangkan program asrama berbeasiswa diiringi dengan melakukan program pembinaan terpadu. Jika asrama digratiskan dan penguninya diberikan beasiswa, WOW! rekrutmen bukan lagi jadi masalah. Peminat pasti akan membludak! Tinggal diseleksi untuk menyaring orang-orang yang layak. Tentunya akan didapatkan kader yang bisa dipersiapkan untuk melanjutkan estafet kaderisasi menjadi pemimpin ummat dan Bangsa di masa mendatang.

Darimana uang untuk membiayai beasiswa ini? Itulah yang harus dikaji lebih mendalam. Perlu dibentuk tim fundraising yang bisa memanfaatkan dana CSR Perusahaan, mencari donator pribadi baik itu alumni maupun lainnya yang penting halal bro.



2.Program Pembinaan Terpadu

Perlu dilakukan pembinaan terpadu, yang selama ini sudah berjalan lebih ditingkatkan lagi. Baik itu programnya dibuat silabus, laporan dan evaluasi secara berkala. Untuk menjaga agar program pembinaan dijalankan dengan baik maka perlu ada struktur pengelola asrama yang independen. Dokumentasi kegiatan pembinaan dan sosialisasi lewat media perlu dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab kepada donator.

Silabus pembinaan itu dapat disusun dan dilaksanakan sedemikian rupa untuk membentuk tujuh nilai dasar berikut: Akhlak Mulia; Cinta Ilmu;, Semangat Juang dan Berkorban; Kepekaan Sosial; Kemandirian; Kekeluargaan; Sehat Jasmani dan Rohani. Silabus itu dapat berisikan program kegiatan mencakup pembinaan aspek keagamaan; prestasi akademik dan wawasan keilmuan; kepemimpinan dan manajemen organisasi; pengembangan diri; sosial dan pemberdayaan masyarakat; teknologi, informasi dan komunikasi; kewirausahaan; dan jasmani,. Program disusun secara baik di break down menjadi program harian, pekanan, bulanan dan tahunan. Pelaksanaannya ini dikawal setiap saat dan dievaluasi secara berkala.

Selain kedua hal di atas, perlu dilakukan upaya berikut menaikan citra ASG, tentunya diberlukan untuk warga asrama yang sudah ada sekarang. Apa saja yang perlu dilakukan?

1.Lakukan 3S

3S itu apa sih: Sarungan, Sandalan, dan Seadanya (khasnya anak ASG beud ;P). Bukan lageee! !3S yang dimaksud itu Senyum Salam dan Sapa. Berhubung ASG itu sering banget kedatengan tamu, baik yang kenal maupun tak dikenal. Baik yang emang ada perlu langsung sama anak ASG ataupun cuman numpang baca koran di perpus atau numpang sholat di mushola trus keenakan ngadem. Ya gapapa artinya tempat di ASG memberikan keberkahan untuk banyak orang. Please deh kasih senyum yang paling manis, seleber senyum pepsodent. Beri salam, karena salam itu doa termudah yang bisa diberikan ke sesama muslim. And than Sapalah dengan sapaan yang paling sopan. Pastilah seneng deh tamu-tamu itu dan dengan senang hati besok-besoknya datang lagi dengan perasaan gembira sambil nenteng buah tangan buat ASG. Kalau udah kek gitu jangan langsung ditodong ma proposal ya bro, bisa kapok datang lagi dia. Ha-ha-ha

2.Jagalah Aset ASG

Walaupun bangunan ini tua dan koleksi furniture tua tapi kalau dijaga tentunya akan mempercantik suasana ASG. Jika terjaga dengan baik pasti warisan peninggalan itu nampak elegan berada di ASG. Dengan mempertahankan kesan gaya tua itu salah satu upaya menjaga budaya. Jangan biarkan debu merusak keindahan gaya retro ASG. Sungguh beruntung kamu-kamu yang tinggal di ASG yang saai ini asset permeter tanahnya sudah mencapai belasan juta rupiah. Jagalah rumah besarmu kawan! Jika amanah menjaga rumah ini bisa kau laksanankan dengan baik, niscaya ke depannya tidak berat untuk menjaga rumah yang lebih besar lagi, rumah INDONESIA.

Rapihkan ruangan dan tempat yang sudah digunakan. Bereskan segara sebagaimna kamu membereskan itu ketika awal kamu hendak memakai tempat itu. jangan membiarkan orang sesudah kamu membereskan tempat itu sebeum menggunakannya. Dalam skala besar itu bisa diartikan: Jangan wariskan kekacauan untuk generasi selanjutnya. Dengan menjaga barang-barang setelah digunakan itu akan membuat barang-barang lebih awet dan memiliki daya tahan lebih kuat.

3.Bu Lisa

Yang harus diketahui warga ASG adalah Bu Lisa. Ouwh..siapa Bu Lisa. Apakah itu nama istri salah satu alumni? Bukan! Tante cantik yang suka antar anaknya sekolah ke Al Azhar yang terletak di samping ASG? Bukan, Bukan! Bu Lisa itu akronim dari ‘Budayakan Lihat Sampah Ambil’. Di antara kemolekan gedung sekolah Al Azhar Rawamangun, ASG seluas 500 meter persegi yang nampak kontras. Bagaimana tidak kontras. Pemandangan jemuran berjajar-jajar yang agak berantakan, dedaunan kering yang berserakan, sampah yang tergeletak nampak di sudut-sudut asrama, belum lagi tempat sampah yang diacak-acak kucing liar sehingga pemandangannya agak kumuh! Kumuh aja apa kumuh banget ya? Silahkan nilai aja sendiri.. Ha-ha-ha

Saat ini, di ASG ada tiga puluh-an cowok agak ganteng (sedikit memenuhi SNI Cowok Ganteng) dan tentunya sehat, pastinya jika melakukan LISA ‘Lihat Sampah Ambil’ pasti akan menjadikan ASG bersih berkilau cring! Bersihnya ASG tentunya akan membuat suasana hatidan pikiran penghuninya menjadi bersih, sehingga bisa berkarya lebih lagi, lagi, dan lagi!

4.Muliakan Wanita

Walaupun ASG ini dikhususkan untuk laki-laki tapi tidak dominan seratuspersen laki-laki semua. Ada tiga orang Mbak-mbak yang tinggal di dalamnya. Mereka bertugas membantu operasinal kantin ASG yang ada di Al Azhar dan menyediakan konsumsi warga ASG pagi, siang dan malam. Selain tiga orang Mbak-Mbak ada juga baby sitter anak Al Azhar yang setiap pekannya datang ke ASG untuk ngaji. Selebihnya ada tamu lainnya ibu-ibu yang sering bersliweran di ASG, termasuk saya hihi. Kenapa muliakan wanita. Karena itu penting bro! Kesuksesan laki-laki itu ditopang wanita-wanita hebat di belakangnya. Keberkahan hidup laki-laki didapat dari memuliakan wanita di sekitarnya. Gak percaya? Masih nggak percaya kalau keberkahan diperoleh dari memuliakan wanita. Coba deh lakukan hal-hal yang disengaja untuk menyakiti ibu kandung kita, jadi anak durhaka minimal sehari ajah pasti gak lama kemudian kesialan-kesialan akan datang! Berani coba?

Gimana caranya memuliakan wanita. Yang paling mudah ya please dong jangan biarkan mbak di asrama mencucikan piring dan membereskan sampah bekas makan warga ASG. Kalau keseringan memperbudak wanita, bisa-bisa terjangkiti Chauvinisme laki-laki akut. Bahaya itu kawan! Kasihan yang jadi istri dan anaknya nanti. So, mulai saat ini berlakukalah lebih memuliakan wanita ya!

5.Sayangi anak kecil.

Kok ngebahas anak kecil, gak nyambung kali sama pola kaderisasi mahasiswa. Begini loh.. Lokasi ASG kan diapit antara gedung Playgrup Sakinah dan Sekolah Al Azhar Rawamangun yang banyak bersliweran mulai anak TK, SD sampai SMP. Lingkungan yang selalu dikelilingi dunia anak-anak itu menjadi laboratorium yang sangat baik untuk mengasah jiwa pengasuhan pada diri anak ASG. Jika jiwa welas asih itu tumbuh subur pada diri itu bekal utama yang sangat baik untuk di masa mendatang menjadi seorang ayah yang baik. Menyayangi anak kecil akan melembutkan jiwa. Tapi saya ingetin, hati-hati ya bro ketika mempraktekan ini, secara sekarang lagi santer isu tentang pedofil. Orang tua lagi pada parno sama cowo seperti kalian, apalagi tampangnya mendukung. *Ha-ha-ha piss bro!

Ya itu dulu masukan saya untuk para bujangan yang menghuni ASG. Lima hal itu jika dilakukan dan diterapkan dengan baik, pasti keren banget! Jika kesadaran itu tumbuh baik terbawa sampai cowok agak ganteng ini berumah tangga, pastinya akan jadi suami yang disayang istri dan menantu yang disanjung mertua. Bahkan bisa jadi banyak orang tua ngantri alumni ASG pengen ngangkat jadi mantu. Bisa jadi, bisa jadi… Laris manis! Yang paling penting laris manis sebagai pemimpin ummat dan Bangsa.

Mari bergegas kawan! Indonesia menitipkan tugas ini di pundakmu. Menyemai pemimpin ummat dan Bangsa. Yakin Usaha Sampai!

Catatan by Diah Kartika Pratami *bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa, hanya seorang tamu yang pernah menyapu perpustakaan ASG dan membereskan sampah yang tumpah dari keranjangnya di koridor ASG.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun