Mohon tunggu...
Diah Kartika
Diah Kartika Mohon Tunggu... -

Seorang apoteker. Mom of three. Senang berorganisasi utamanya dalam bidang pendidikan dan religi. #Bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Serunya ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

5 Mei 2014   10:20 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:51 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Trilulit Androidku berbunyi sebuah pesan baru masuk "Assalamualaikum. ayah/bunda surat outing sudah diberikan kepada teman-teman hari ini. Apa saja yang perlu dibawa tertera didalam surat. Ayah/bunda ketika pulang tadi anak-anak sudah dibagikan artikel tentang tnggp. Ayah/bunda bisa membacakan atau baca dongeng sebelum tidur atau buat materi belajar sore ini. Sekedar mengingatkan. Jangan lupa di hari keberangkatan kumpul jam 05.30.Bawa semua perlengkapan, Teropong, termasuk gelas plastik dan slayer, pakai kaos kelas, Sepatu/sendal gunung dan kaos kaki panjang, Topi, Botol minum bertali.Terima kasih" Massage dari Pak Anto guru Kelas  3SD Sekolah Alam Depok di  WAgrup Titan Arum Raflesia.

"Woro..woro.....ayah bunda....ternyata k tnggp tdk jd tgl 1 mei....tp tgl 30 april ini...." Bunda Dziban menyaut

"Tnggp apa ya? Tanggap darurat? Wow nak anak bermalam ? Udh kangen duluan nih" Bu Dara membalas
"Taman nasional gunung gede pangrango. Anak kita mau masuk hutan lagi bu Dara....." Bu Oty menimpali.

"Waalaikumsalam....suratnya sdh sy baca...Teropong dicari dmana ya....harganya berapa?" Bu Ipack bertanya.

"Tidak wajib bun. Tidak perlu mahal2 bun... Iya bun... tidak perlu dipaksakan... Toh bisa saling pinjam ketika dilapangan nanti..." Pak Zubair, guru SADe, menjawab
"Kata pak anto td ga wajib. Tapiiiii kalo bocah2nya dah tauuuu.... Itu jdnya wajib paaaak....!!! cah lanang kalo sdh ada intruksi bawa benda....ya wajib suwajib bawa" Bu Dara heboh menyaut di grup.

Grup mulai rame. Sangat rame! Silih berganti massage masuk. Saling sahut menyahut dari anggota grup kelas. Kehebohan dimulai. Maka mulailah keesokan harinya perburuan teropong dimulai. Berbagai toko buku, pusat perlengkapan outdoor dikunjungi. Demi memenuhi perlengkapan untuk anak-anak outing ke TNGGP.

Azkiya dan teman kelasnya berangkat ke TNGGP hari Rabu, 30 April. Sepulangnya Azkiya dari TNGGP, esoknya libur hari buruh internasional, kami memanfaatkan waktu untuk bercerita panjang lebar tentang kunjungan ke TNGGP. Saya juga meminta Azkiya menulis reportase kunjungannya itu. Berikut petikan tulisan Azkiya anak sulung saya dan obrolan kami. Dilengkapi foto-foto yang diambil oleh gurunya.

"Gimana Kak seru ya kemarin jalan-jalan ke TNGGP?" tanya saya

"Seru banget bu pengalamanku outing ke TNGGP!" jawabnya
"Waktu berangkat di bis gimana rasanya. Kak Azkiya mabok gak?"

"Azkiya mabok pas mau berangkatnya bu. Muntah pas udah mau sampe Puncak. Perjalanannya lama banget sih"

Saya membaca tulisan Azkiya

Hari ini tanggal 4 Mei 2014 aku akan menceritakan pengalamanku outing ke TNGGP yaitu singkatan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. TNGGP adalah nama dua gunung yang sangat dilindungi oleh Pemerintah RI. Di area hutan TNGGP hewan-hewan bebas berkeliaran.Aku pergi bersama teman-teman kelas 3 SD Sekolah Alam Depok. Kami berangkat jam setengah enam pagi dari Depok naik satu bis besar. Saat perjalanan di bus aku duduk bersama Hanan dan Athifah. Sesampainya di TNGGP kami turun dari bus dan berkumpul di lapangan untuk dibagi kelompok.

[caption id="attachment_306052" align="aligncenter" width="300" caption="Berkumpul di lapangan untuk pembagian kelompok. Setiap kelompok mendapat pendamping kelompok dari TNGGP *foto dok kelas TitanArumRaflesia SADe"][/caption]

[caption id="attachment_306061" align="aligncenter" width="300" caption="Melawati jalan bebatuan, perjalanan mendaki TNGGP *foto dok kelas TitanArumRaflesia SADe"]

13992330111372334794
13992330111372334794
[/caption]

Setelah dibagi kelompok aku mencari kelompok yaitu Kelompok 1. Ketika aku sudah menemukan kelompok, kami berjalan bersama sekelompok mengelilingi hutan bersama kakak pendamping dari TNGGGP. Di sana aku memainkan game seru. Game pertama yang aku mainkan adalah ular buta, yaitu berjalan tanpa menggunakan sendal atau sepatu dan kaos kaki lalu mata kita ditutup menggunakan slayer dan juga kita memegang daun dan disuruh merabanya dan menciumnya.

[caption id="attachment_306053" align="aligncenter" width="300" caption="Games ular buta. Mata di tutup slayer dan kemudian anak-anak dipisah untuk merasakan apa yang mereka pegang. *foto dok kelas TitanArumRaflesia SADe"]

1399231527958389515
1399231527958389515
[/caption]

Game kedua yaitu mencabut daun atau benda yang sudah ada di sekitar kita dan menempelnya di kardus yang sudah diberi double tip di tengah potongan kardus tersebut.

Ketika membaca di bagian ini aku bertanya "Untuk apa games menempel di kardus ini kak?"

"Ini untuk melihat benda-benda yang ada di gunung, kan kalau dilihat dari atas gunung, nampaknya permukaan gunung warnanya hijau semua. Padahal sebenarnya warnanya macem-macem, seperti yang ditempel di potongan kardus ini warnanya macem-macem kan ada coklat warna batang, bebatuan warna hitam, bunga warna-warni" jawab Azkiya sambil menunjukkan potongan kardus yang ditempel macam-macam benda dari TNGGP.
Lanjut lagi baca tulisan Azkiya...

Game ketiga yaitu mencabut daun yang beraroma wangi atau tidak, lalu ditumbuk menggunakan kayu. Ini bisa juga untuk membuat warna dari alam dengan ditumbuk. Game keempat adalah petak suara yaitu mendengarkan suara lalu kasih arah utara, selatan, timur dan barat. Game kelima adalah mengenal pohon, yaitu mata ditutup dengan slayer lalu ditunjukkan daun lalu kita disuruh merabanya lalu kita kembali ke tempat asalnya. Ketika slayer penutup mata sudah dibuka kita disuruh mencari asal daun yang kita raba.

[caption id="attachment_306054" align="aligncenter" width="300" caption="Meraba dedaunan untuk merasakan apa yang mereka pegang. *foto dok kelas TitanArumRaflesia SADe"]

13992320521146843628
13992320521146843628
[/caption]

Sehabis game kami menaiki jembatan gantung atau disebut juga canopy bridge yang digantung di atas jurang untuk pengamatan satwa burung.

[caption id="attachment_306055" align="aligncenter" width="300" caption="Pak Anto,guru kelas, menunjukkan plang Jalur canopy trail *foto dok kelas TitanArumRaflesia SADe"]

13992321601378017802
13992321601378017802
[/caption]

[caption id="attachment_306062" align="aligncenter" width="300" caption="Azkiya dan temannya melewati canopy trail. Anak2 berani melewati... dengan woro2... # Pingin ke air terjun kan... # *foto dok kelas TitanArumRaflesia SADe"]

1399233679569750950
1399233679569750950
[/caption]

"Kak Azkiya berani lewat canopy trail? kayaknya tinggi dan serem ya?" tanya saya

" Ah biasa aja sih, azkiya berani! kan udah biasa outbond di SADe" jawabnya

"Gimana rasanya lewat jembatan itu?" kepo banget tanya saya

"Jembatannya goyang goyang sih tapi aman kok!" katanya

Saya lanjut baca tulisan Azkiya..

Setelah itu kami bermain-main di air terjun ciwalen bersama-sama. Setelah puas bermain air terjun kami berfoto bersama dan ganti baju lalu menonton film tentang TNGGP. Setelah itu kami diberi waktu sepuluh menit untuk jajan atau membeli oleh-oleh lalu berfoto bersama dan kembali ke sekolah lalu pulang ke rumah. Aku tiba di sekolah jam tujuh malam.

[caption id="attachment_306058" align="aligncenter" width="300" caption="Serunya bebasahan di air terjun Ciwalen TNGGP! *foto dok kelas TitanArumRaflesia SADe"]

1399232707651426677
1399232707651426677
[/caption]

[caption id="attachment_306059" align="aligncenter" width="300" caption="Foto bersama kelas 3SD Sekolah Alam Depok di TNGGP *foto dok kelas TitanArumRaflesia SADe"]

13992327781103689244
13992327781103689244
[/caption]

Sepulang dari TNGPP bukan hanya saya dan Azkiya yang ngobrol. Ayah Bunda yang lain orang tua murid kelas pun asyik ngobrol dengan anaknya masing-masing.

Salah satu yang seru diceritakan ternyata ada yang punya kenalan baru, Pacet! Tidak terasa ketika pulang dari air terjun banyak yang kena pacet. Sesudah menghisap darah kotor, plung lepas sendiri. Pacet sih kecil, tapi bikin lumayan heboh. Karena kalo udah kenyang jadi gendut perutnya! Anak SADe bukan heboh ketakutan, walaupun ada yang nangis juga, mereka malah merasakan sensasi luar biasa ditempel pacet. Sesuatu banget gitu rasanya. Apalagi gurunya juga memberi tahu kalu pacet tidak berbahaya karena menghisap darah kotor dan tidak sakit rasanya ketika diisap darahnya. Wah hebat anak SADe, berani. Kalo saya ampyun deh sama binatang-binatang anggota geng grupnya Annelida ini, hiyyyy kalo ketemu bawaannya pengen kabur!

Begitulah cerita ngobrol-ngobrol saya dengan Azkiya. Seru ya kalau kita bisa tau apa yang dilakukan anak kita dengan ngobrol bareng. Apalagi sinergi dengan info yang diberikan gurunya. Inilah salah satu keunggulan di SADe dimana komunitas orang tua dan guru berjalan dinamis. Gurunya rajin mengupload aktivitas anak-anak. Mereka juga rajin menshare kisah anak-anak.

Ngobrol dengan anak bisa pake mulut, cerita sampai berbusa-busa. Bisa juga pake tulisan, mengajarkan anak menceritakan kejadian yang dialami secara runtut. Mau pakai media apa saja boleh, yang penting komunikasi dengan anak lancar.

#Yuk ngobrol lagi anakku!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun