Mohon tunggu...
Iji Asrul Tabona
Iji Asrul Tabona Mohon Tunggu... Politisi - Alhamdulillah

Nikmati Tuhan Yang Mana Yang Kau Dustakan?

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Air Mata Membasuh Luka

26 Oktober 2021   01:46 Diperbarui: 26 Oktober 2021   02:09 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber Foto : www.civitas.valletrompia.it)

Bulan sabit tenggelam
Gulita merangkul bumi kelam
Bintang sembunyi di jauh malam
Malam yang kelam dan lebam

Ombak menghantam pantai
Akar pohon tercabut
Pelindung pantai roboh kebumi
Patah-patah berserakan kelaut

Atap rumah jatuh terjun
Ranjang berantakan
Pohon mangga tua di halaman patah
Pagar rumah rusak, harum mawar dan melati punah

Puting beliung menggilas kerasukan
Merusak semua keindahan
Tak tersisa, tak tertinggal, semua diratakan
Alam telah marah, tampilkan kemurkaan

Adakah tempat berlindung?
Entahlah..

Ketika fajar terbit
Puting beliung berkemas
Gema takbir mengalun dikesunyian,
Seakan menyambut mentari yang akan terbit

Kesunyian itu merambah masuk halaman
Mengetuk pintu tua kayu papan
Memeluk sepenggal hati
Membelai yang hampir mati

Tak ada kata
Tak ada suara
Hanya ada air mata
Yang membasuh semua luka dalam jiwa

Sanana, 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun