Mohon tunggu...
Iji Jaelani
Iji Jaelani Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Tips Kenapa Harus Mendengarkan Konsumen

13 Maret 2017   11:32 Diperbarui: 13 Maret 2017   11:49 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Kenapa harus mendengar pembeli

Pembeli adalah raja, atau penjual adalah raja? Sobat  mungkin pernah mendengar istilah tersebut, bahkan juga ikut mengiyakan salah satunya. Secara sepintas, istilah tersbeut benar. Tapi jika pembeli adalah raja, lantas apa penjualnya apa dong? Budak, pelayan, atau apa. Istilah tersebut lantas memosisikan kita sebagai penjual mati matian melayani pembeli meskipun tak sedikit pembeli yang hanya tanya tanya dan ngepoin kita.. sakit deeeeeh.

Atau yang kedua, penjual adalah raja adalah sebaliknya. Pembeli yang beli harus ada salam kendali kita. Semua system penjualan telah disediakan, tak ada tawaran harga, system jual beli murni antara pembeli dengan penjual. Dengan system ini, kita memang tak ribet, tapi tak sedikit pembeli yang kabur karena hubungan penjual dan pembeli kayak robot, kaku, dan hubungannya jual beli murni. Kita hanya disatukan oleh barang. Betulkaah?

Hubungan yang kaku di atas terjadi karena tidak ada emosi yang nyambung. Penjual focus menjual produk agar dapat pemasukan, pembeli focus memenuhi yang benar benar diinginkan. Nah,, ketemu kan akar masalahnya.

Jadi, bagaimana cara menjalin hubungan  yang baik penjual dan pembeli?

Untuk menjawabnya, mari kita check satu satu indikasi hubungannya di bawah ini.

  • Penjualan yang gagal yang paling sering bukan karena barangnya jelek, tapi pembeli tidak menangkap informasi utuh bahwa barangnya bagus.
  • Penjualan hanyalah dampak, yang paling pokok adalah menjawab kebutuhan pembeli.
  • Pembeli tidak butuh fitur, mereka butuh manfaat
  • Orang lebih sering bicara untuk menyampaikan kelebihan, tapi jarang yang lebih banyak mendengar untuk menjawab kebutuhan
  • Dalam penjualan, 20% yang sukses menggunakan logika, 80% yang sukses menggunakan emosi.

Jadi, bagaimana Sobat, sudah menemukan inti masalahnya???

Ya,, jawabannya adalah hearing (mendengar kebutuhan pembeli). Hubungan antara pembeli dan penjual bukanlah hubungan raja-budak, atau raja-pelayan, tapi hubungan yang baik adalah hubungan yang setara dengan prinsip saling terbuka, saling percaya, dan saling memberi manfaat. Maka, hubungan di antara keduanya adalah mitra, pembeli dan penjual adalah setara.

Bagaimana cara melakukan hearing?

Pertama, mengetahui kebutuhan pembeli. Hal ini merupakan hal paling mendasar. Seperti pasien yang dating ke dokter, tugas dokter pertama adalah menanyakan apa kendalanya, bukan ini resep obatnya yang paling bagus, murah, dan mujarab.

Kebutuhan pembeli itu ada yang beli produk buat dipake sendiri, ada yang buat jualan. Yang buat jualan pun ada yang sudah mahir berjualan, ada yang masih Tanya-tanya cara penjualannya. Dalam konteks itulah penjual perlu kepekaan dalam memahami karakter pembeli. Tugas pertama, bukan menjual, tapi memahami kebutuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun