Mohon tunggu...
Syamsurijal Ijhal Thamaona
Syamsurijal Ijhal Thamaona Mohon Tunggu... Penulis - Demikianlah profil saya yg sebenarnya

Subaltern Harus Melawan Meski Lewat Tulisan Entah Esok dengan Gerakan Fb : Syamsurijal Ad'han

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Etnografi yang Tidak Melupakan

8 Desember 2020   10:49 Diperbarui: 9 April 2021   16:26 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika keakraban yang dibangun hanya keakraban semu, bukan kedekatan yang sejati, jangan harap bisa mendapatkan informasi dan ilmu yang penting. Dan jika proses melebur itu hanya semata-mata agar bisa mendapatkan data, bukan karena sungguh-sungguh ingin belajar dan menjadi bagian dari komunitas, bisa diprediksi kita tidak akan pernah diterima di jongki bola dan ilalang boco.

Seorang antropolog senior di Bugis-Makassar yang saya kagumi, bercerita mengenai pengalaman dia untuk mendapatkan kepercayaan dari satu komunitas. Suatu ketika, dia diuji oleh pimpinan komunitas itu; apakah dia berani mengiris/menusuk sedikit lehernya dengan keris. Karena dia memang ingin belajar dengan ikhlas terhadap komunitas tersebut, maka ujian itu dia jalankan. Setelah itu barulah ia dapat diterima ilaleng boco. Di situlah ia mendapatkan banyak data, mantra, ilmu leluhur dan informasi rahasia yang sangat penting.

Di mata saya, begitulah rupanya metode etnografi ala Bugis-Makassar.  Etnografi yang Anda gunakan harus berfungsi sebagai metode yang bisa mendekatkan Anda secara sungguh-sungguh dengan komunitas yang diteliti. Kedekatan, yang membuat jarak Anda dengan yang diteliti semakin menipis bahkan mungkin telah sirna. Keakraban itu sendiri tidak akan pernah pupus, kendati penelitian itu sendiri telah usai.  Dan suatu ketika kearaban itu bisa saja meningkat menjadi pembelaan terhadap komunitas yang ditelitinya.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun