Mohon tunggu...
Syamsurijal Ijhal Thamaona
Syamsurijal Ijhal Thamaona Mohon Tunggu... Penulis - Demikianlah profil saya yg sebenarnya

Subaltern Harus Melawan Meski Lewat Tulisan Entah Esok dengan Gerakan Fb : Syamsurijal Ad'han

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bersiasat dengan Bahasa

21 Mei 2020   10:52 Diperbarui: 11 Juli 2020   10:45 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi yang terbiasa melawan dengan terang-terangan, demonstrasi, menggelar aksi massa apalagi yang ingin melakukan revolusi, cara-cara bertahan semacam ini boleh jadi dianggap naif. Tetapi banyak sekali catatan para antropolog, seperti James C. Scott, Steve Crawshaw atau pun John Jackson yang menunjukkan, perlawanan dalam bentuk kebudayaan, semacam cara berkomunikasi To lise ini, yang membuat komunitas bersangkutan bisa menjadi penyintas. 

Kekuasaan bisa menemui jalan buntu dan perubahan kebijakan mau tidak mau harus dilakukan, karena tindakan-tindakan kecil yang dilakukan oleh komunitas lokal. Saya meyakini hingga detik ini, berbagai komunitas lokal bisa tetap hadir di Indonesia, karena cara-cara bertahan melalui kebudayaan tersebut.

Para komunitas itu tidak perlu menyusun semacam gerakan organik, sebab praktik kebudayaan sehari-harinya adalah bentuk perlawanan itu sendiri.  Every day form of resistance, begitu James C. Scott menyebutkannya.

Di tengah situasi saat ini, di mana begitu banyak kebijakan pemerintah yang rasa-rasanya tidak berpihak pada rakyat kecil dan masyarakat pinggiran, cara-cara negosiasi kultural ala komunitas lokal ini patut kita simak kembali.  Sebab bagaimanapun kecilnya ranting yang tertanam kuat di sungai, ia tetap bisa membelokkan arus sungai yang deras. Begitulah, kurang lebih,  ungkapan Crawshaw.      

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun