Mohon tunggu...
Syamsurijal Ijhal Thamaona
Syamsurijal Ijhal Thamaona Mohon Tunggu... Penulis - Demikianlah profil saya yg sebenarnya

Subaltern Harus Melawan Meski Lewat Tulisan Entah Esok dengan Gerakan Fb : Syamsurijal Ad'han

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Mudik dan Pulang Kampung, Permainan Bahasa ala Pak Jokowi

23 April 2020   15:05 Diperbarui: 23 April 2020   16:09 805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata jancuk ini tidak memiliki kepastian makna. Ia licin bagai belut. Jancuk bisa berarti ungkapan kasar seorang musuh, tetapi bisa juga menjadi sapaan akrab seorang sahabat. Kata jancuk bagi seorang sahabat adalah tanda keakraban yang tak terpermanai. Tetapi sekaligus bisa menjadi kata yang menikam bagi seorang musuh.

Kesepakatan awal dari kata 'jancuk' adalah ungkapan kasar dan merupakan kata yang bermakna makian atau menghina seorang musuh. Tetapi seiring dengan penggunaan oleh arek-arek Surabaya dalam konteks yang berbeda yaitu sebagai sapaan khas bagi sahabat dekat, maka makna jancuk pun menjadi ganda. 

Dan luar biasanya, makna ganda itu bertolak belakang satu sama lain. Kendati bertolak belakang, orang-orang Surabaya bisa memainkan sedemikian rupa makna kata ini dalam konteks masing-masing, sehingga bisa dipahami oleh pendengarnya.  Karena itu, sekasar apa pun seorang teman, mengucapkan jancuk pada sahabatnya yang lain, Ia akan tetap disambut dengan derai tawa.    

Kembali ke soal pembedaan makna antara mudik dengan pulang kampung yang disebut Jokowi. Pada dasarnya, selama ini mudik lebih banyak digunakan oleh pengguna katanya dalam konteks pulang kampung saat menjelang lebaran. 

Maka begitu kita mengucapkan mudik, petandanya atau signifie  demikian istilah Ferdinand de Saussure yang muncul dalam kepala kita, adalah pulang kampung menjelang lebaran. 

Sementara kata pulang kampung, biasa digunakan lebih umum. Kapan saja balik ke kampung halaman, maka itu disebut dengan pulang kampung. Libur kuliah dan cuti kantor,  lalu memilih  balik ke kampung...ya orang menyebut dirinya pulang kampung, bukan mudik. 

Dengan demikian, meskipun dalam KBBI arti kata mudik sama dengan pulang kampung, tapi dalam konteks language games , kedua bahasa ini mengalami perubahan makna. 

Karena itu jika Jokowi membedakan makna antara mudik dan pulang kampung,  itu berarti, Ia tidak sedang merujuk pada kesepakatan bersama tentang makna dua bahasa tadi (KBBI), tetapi sedang masuk dalam konteks permainan bahasa.  Adapun permainan bahasa dalam mencari makna kata, lumrah adanya, paling tidak begitulah kata Wittgenstein.

Apa Gunanya Permainan Bahasa dalam Situasi Pandemi Corona ?

Sebelum kita bicarakan itu, perlu saya garis bawahi sekali lagi, yang saya maksud dengan permainan bahasa ini, bukanlah retorika bahasa. Dalam pengertian Wittgenstein, permainan bahasa adalah penemuan makna bahasa karena disesuaikan dengan konteks dan bagaimana perkembangan makna dari penggunaannya.

Jokowi dalam penjelasannya di mata Najwa terlihat membedakan antara pulang kampung dan mudik ini dalam konteks:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun