Mohon tunggu...
Syamsurijal Ijhal Thamaona
Syamsurijal Ijhal Thamaona Mohon Tunggu... Penulis - Demikianlah profil saya yg sebenarnya

Subaltern Harus Melawan Meski Lewat Tulisan Entah Esok dengan Gerakan Fb : Syamsurijal Ad'han

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gerhana Bulan ini Terlalu Biasa

1 Februari 2018   18:29 Diperbarui: 18 Februari 2018   16:26 870
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kami pun akhirnya hanya bisa meringkuk,  berharap-harap cemas dalam dekapan pesona yang menakjubkan.  

Itu dulu dan terjadinya di desa. Saat ini kita  telah dikelilingi dengan teknologi dan informasi yang serba cepat. Kita pun menjadi serba tahu. Bahkan sok tahu.  Tapi dalam sesaknya pengetahuan kita itu, tiba-tiba saja kita merasa berada dalam dunia yang hampa. Ruang tanpa pesona.  

Kita dilingkupi pengetahuan tapi pengetahuan yang diisi dengan kehampaan.  Begitu kurang lebih Henry Lefebvre bilang (Tentu saja kalimat persisnya tidak begitu, he..he..maap Lefebvre, kata di atas murni kata saya, tapi terinspirasi darimu).  

Kenapa bisa demikian ?  Mungkin karena pengetahuan itu kita tidak resapi sedalam-dalamnya. Tidak kita patrikan dengan sepenuh-penuh rasa spiritualitas dalam batin. Itu yang membedakannya dengan pengetahuan orang desa, yang sekarang ini kita anggap sebagai mitos. Pengetahuan yang orang desa miliki, mungkin tidak bisa diverifikasi dan difalsifikasi, tapi ruhnya meresap sampai ke tulang sumsum.   

sumber-alamanak-com-5a8946d2dd0fa80cdd0fb913.jpg
sumber-alamanak-com-5a8946d2dd0fa80cdd0fb913.jpg
Seperti anda, saya pun tak mungkin menolak pengetahuan ilmiah, tidak mampu juga menghindar dari modernitas, sekaligus tak bisa  lari dari serbuan informasi.  Tapi mungkinkah pengetahuan, modernitas dan informasi itu sekaligus mendatangkan kedalaman makna, rasa spiritualitas  dan  pesona mistis yang menakjubkan ?

Entahlah, tapi agaknya semakin kesini, kita semakin menjauh dari itu.  Bukankah kini informasi malah telah melemparkan kita pada situasi post truth?  

Ah....sepertinya Gerhana Bulan yang akan datang, kembali hanya akan menjadi peristiwa yang biasa saja.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun