Mohon tunggu...
Syamsurijal Ijhal Thamaona
Syamsurijal Ijhal Thamaona Mohon Tunggu... Penulis - Demikianlah profil saya yg sebenarnya

Subaltern Harus Melawan Meski Lewat Tulisan Entah Esok dengan Gerakan Fb : Syamsurijal Ad'han

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Lelaki Murung Bersapu Pattinra (Serial Burik Cilampakna Kindang)

20 Desember 2017   10:38 Diperbarui: 17 Februari 2018   12:12 975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ah...desas-desus itu" ,  demikian timpal Ranrang,  "Tidak usah kau pedulikan lah  itu meski pun dilakukan dengan bergotong royong,  ".  Ranrang berucap sinis diiringi senyuman yang dingin. 

"Sudahlah,  aku tidak bisa berlama-lama di sini, ada sesuatu yang seakan-akan menarik-narik hatiku untuk melihat Bunga dan ibunya". Lanjut Ranrang sambil memperbaiki ikatan passapu di kepalanya.  Memasukkan parangnya dengan tergesa-gesa ke dalam banoangnya. Kemudian  melangkah cepat meninggalkan Tompo temannya.

"Eh...tunggu, jangan pergi daeng...! Ah...sial keras kepala daeng Ranrang ini."

duniagames-co-id-5a7e978ecaf7db6f39226465.jpg
duniagames-co-id-5a7e978ecaf7db6f39226465.jpg
***

Breet...tring...!!!

Auh..Aduh.....!!

Terdengar pakaian robek dan deting senjata diiringi dengan pekikan lirih. Sekali lagi pakaian Bunga robek di pundaknya. Saat Ia memperhatikan pakaiannya yang sudah robek di beberapa bagian, tiba-tiba salah satu lawannya kembali menghantam badik di tangannya. Kali ini Bunga tidak bisa bertahan.  Badiknya melayang jatuh. Buru-buru Ia melompat ingin meraih badiknya yang tergeletak di dasere rumahnya. Tapi belum sempat tangannya menjangkau badik itu, satu kaki melayang. Menendang badik Bunga menjauh dari jangkauannya.

Bunga berdiri dengan gemetar.  Saat itu Ia memang tidak lagi dibekap ketakutan, tapi geram berbaur sedih yang kini mengoyak-ngoyak perasaannya. Lawan-lawannya dengan sengaja mempermainkan bahkan melecehkan kehormatannya.

"Kurang ajar...! Ayo kita bertarung ! Berikan badikku ! Kalian laki-laki apa bukan, kenapa  bertarung dengan cara licik begini ?". Teriak Bunga. Suaranya bergetar meninggi. Ketiga lawannya hanya memandangnya sambil terkekeh-kekeh.

"He..he...he.... sudahlah...!  Perempuan cantik sepertimu tidak pantas untuk bertarung". Salah seorang dari tiga lawannya, dari komplotan Empat Momok Merah Pulau Silaja    menimpali.

"Lebih baik kau diam saja, atau kita bertarung di tempat yang lain, yang lebih asyik dan nikmat". Kata anggota Empat Momok Merah Pulau Silaja  lainnya .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun