Pendidikan memiliki potensi untuk menjadi agen perubahan sosial yang kuat. Kekuasaan politik dapat digunakan untuk mengarahkan pendidikan menuju perubahan positif, seperti pemberdayaan perempuan, penghapusan diskriminasi, dan peningkatan kesadaran lingkungan. Dengan memanfaatkan pendidikan, penguasa politik dapat membentuk masyarakat yang lebih inklusif dan berkeadilan.
Â
Tantangan dalam Integrasi Nilai Pluralistik:
Meskipun pendidikan dapat mencerminkan nilai-nilai politik yang mendominasi, tantangan muncul ketika masyarakat memiliki keberagaman nilai dan keyakinan. Bagaimana pendidikan dapat mengintegrasikan dan menghormati keberagaman ini tanpa meniadakan nilai-nilai bersama menjadi pertanyaan kritis dalam konteks hubungan pendidikan dan kekuasaan politik.
Pendidikan sebagai Alat Pembebasan atau Pengendalian:
Keterlibatan politik dalam pendidikan juga dapat diartikan sebagai upaya untuk memberdayakan masyarakat atau, sebaliknya, sebagai alat pengendalian. Kurikulum yang memberdayakan siswa untuk berpikir kritis dan bertindak sebagai agen perubahan menciptakan masyarakat yang lebih dinamis, sementara pendekatan yang lebih otoriter dapat membatasi perspektif dan kebebasan berpikir.
Pendidikan dalam Konteks Pembangunan Nasional:
Politik memainkan peran penting dalam menentukan arah pembangunan nasional, dan pendidikan adalah kunci dalam mencapai tujuan tersebut. Fokus pada pendidikan teknis untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, atau pendidikan humanistik untuk membangun masyarakat yang beradab, mencerminkan pilihan politik yang berdampak jangka panjang pada perkembangan negara.
Isu-isu Kontemporer dalam Pendidikan dan Politik:
Dalam era digital dan global, isu-isu seperti digital literacy, akses universal terhadap pendidikan, dan inklusivitas menjadi titik fokus dalam kaitannya dengan kebijakan pendidikan. Bagaimana penguasa politik menghadapi dan menanggapi tantangan ini mencerminkan komitmen mereka terhadap pembentukan masyarakat yang sesuai dengan tuntutan zaman.
Peran Media dalam Pendidikan dan Politik: