Mohon tunggu...
Iis soeka
Iis soeka Mohon Tunggu... -

guru BK

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perjuangan Seorang Murid

8 Agustus 2012   12:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:05 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena alasan-alasan tersebut saya harus membuat kesepakatan dengan John, membuatnya datang ke sekolah tiap harinya, menawarkan bimbingan belajar intensif dia mau, bahasa Inggris oleh Ibu denik, mata pelajaran eksak oleh Ibu Charni, bahasa Indonesia, ips, Pkn untuk saya sendiri, memberi iming-iming hadiah jika dia terbukti rajin datang sekolah. Beruntung, di waktu yang berbeda ibu carni dan ibu denik membuat kesepakatan yang sama, artinya mereka juga mendukung John tentu saja menyenangkan mengetahui masih banyak yang mendukung John.

Sampai detik ini John rajin datang ke sekolah, dia cuman mengiyakan tawaran belajar kami, Rumahnya yang cukup jauh menjadi salah satu alasan

tapi kedatangan John ke sekolah sudah lebih dari cukup dan patut untuk d hargai. Bersama aku dan ibu denik, kita berdua sering bertemu di padang, sambil menunggu sapi-sapinya makan rumput dia bercerita banyak. Tentang rumahnya, keluarganya, kemiskinanya. Hidupnya.

Sore itu juga saya jadi tau, bahwa ayah john bukan satu-satunya alasan kenapa John tidak mau datang ke sekolah. Bercerita pada ibu Deniknya.

“ saya malu, karena seragam saya terlalu pendek!”

Sambil tersenyum, dia menuturkan,  bingung dan malunya saat teman-temannya mengatakan C.U* untuk ukuran celananya yang terlalu pendek. Demi menghindari rasa malu dia turunkan sedikit celananya, bajunya yang juga kelewat pendek mau tak mau ikut nongol keluar. Jika beruntung dia aman-aman saja dari pandangan para guru atau kepala sekolah, yang tentu saja membenci jika baju siswa laki-lakinya tidak dimasukkan kedalam celana panjangnya. Ini yang terjadi jika dia tidak beruntung.

“ john, kasih masuk, kau punya baju!”

John cumin mesam-mesem, dengan enggan dia harus menarik celananya yang pendek untuk lebih ke atas, agar ujung-ujung bajunya yang pendek ikut masuk. Dan teman-temannya siap-siap ambil garis untuk teriak C.UUUUUU. suka tak suka john harus tetap mendengar teriakan-teriakan itu…aaah dasar anak-anak^^

Di raut mukanya yang kusut, yang suka mesam-mesem jika di Tanya. Dari sorot matanya tersimpan jutaan harapan.

Harapan untuk pamannya kembali hidup

Harapan untuk ayahnya segera keluar dari penjara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun