Mohon tunggu...
Iis soeka
Iis soeka Mohon Tunggu... -

guru BK

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

patawang

8 Agustus 2012   13:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:05 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

patawang, sebagaimana dengan desa-desa di kabupaten sumba timur yang dikenal dengan panasnya tapi dengan adanya kesepakatan ini itu, saya harus bersedia menetap disini selama satu tahun kedepan. kali pertama tak ada yang menarik dari desa ini kecuali tempat tinggal saya yg berhadapan dengan pantai selatan serta dekat dengan bukit-bukit (bukitnya gersang ^^), selanjutnya tak ada  yang histori menarik tentang desa ini. kata "tidak menarik" yang begitu melekat pada diri saya akhirnya melahirkan pikiran-pikiran negativ, kecaman-kecaman yang tak pasti kepada siapa ditujukan, bahkan tak jarang ketika berdiam beberapa pertanyaan bodoh bergaung di kepala saya "mengapa saya ditempatkan di sini, tempat ini terlalu mudah di jangkau dari arah manapun, tidak menantang seperti lainnya, terlalu "biasa-biasa" saja" ini itu, bla bla bla  saya marah karena harus tinggal ditempat yang membosankan selama setahun. suka tak suka !

jika kamu mendapat lima keburukan, kamu akan mendapat lima kebaikan, sebaliknya.. .and yeah . . . i think it's right . . .karena bagi saya biasa-biasa saja masuk dalam kriteria buruk^^, artinya saya harus bersiap-siap mendapat sesuaatu yang baik hehe :).

empat hari disini saya massih bertanya-tanya "dimana saya punya tetangga"". perlu diketahui saya harus berjalan 300 meter untuk menemukan tetanggaku. 300 meter akan terasa ber kilo-kiloDisebabkan tidak adanya kendaraan utama, selain tungkai kaki saya sendiri. Pukul sembilan waktu setempat matahari serasa menyala tepat di atas ubun-ubun, panas tak terkira,Tak ada pohon-pohon rindang yang setidaknya mampu memberi rasa teduh, kanan kiri yang nampak oleh saya hanya pohon kelapa muda bermeter-meter tingginya yang tidak mungkin sekali saya panjat hanya karena kehausan ditengah jalan.  DAMN !!! inilah yang menarik dari patawang, cukup dalam hati saya “bagaimana mereka bisa hidup berlama-lama di tempat seperti ini” jika siang : panasnya tak tertolong, jauh dari tetangga bagaimana jika ada kebakaran, bagaiman jika ada maling???,tak ada toko atau warung-warung kecil, sepi. Jika malam: panas masih tetap terasa, dan sepi semakin terasa. Empat jempol untuk mereka yang tahan ditempat ini.

patawang yang kesepian ternyata dalamnya banyak cerita menarik. kenalkan tetangga baruku "IBU DEWI" bukan orang asli sini tapi dari beliau banyak informasi menarik mengenai tempat ini termasuk dimana letak paket wisata gratiiiis ahahaha^^. perlu diketahui tinggal ditempat yang sepi bukan berarti aman dan nyaman kesan itu yang kali pertama muncul dalam pikiran saya sampai detik saya bertemu ibu dewi dan orang-orang lainnya. patawang jauh dari kesan nyaman dan aman kawan apalagi untuk orang baru seperti saya dan empat orang lainnya. bertemu dengan orang baru selalu menyebutkan hal yang sama, yakni berupa peraturan ditambah pantangan WHAT THE HELL ??? mereka selalu berkata "jangan sekali-kali mama ibu keluar rumah diatas jam 6 malam, mama ibu ingin tetap selamat atau celaka?" jika saya mencela, dengan enteng mereka menjawab "sialakan mama ibu keluar, tapi jangan salahkan ambu kalau ibu celaka, dimana ibu punya telinga" (hmmm bentuk ungkapan perhatian yang tidak sopan :)) demi keselamatan saya ikuti kemauan "tetangga baruku" walaupun dengan sedikit berat. terang saja mereka hanya memberi aturan tanpa memberi tau alasan kenapa??? jika ditanya " sudahlah nanti mama ibu sendiri akan tau, kau punya mulut jangan banyak omong. hihihihi.

lima hari dengan peraturan baru memunculkan ide "kreatif" dalam pikiranku sebuah yaitu PEDOMAN baru (dengan harapan FPI dan MUI tidak membaca catatan ini heheheh nakal ;)) adalah  "Tuhan lebih tau kondisi saya" selama "menganut" pedoman itu rutinitas jadwal sholatku berubah drastis, sholat maghrib saya jama dengan isya' sudah pasti kalian tau alasannya, sholat subuh menjelang fajar aaaaah tidak "Tuhan pasti memaafkan saya" bahkan tak jarang sholat maghrib terlalu awal atau malah terlambat, maklum disamping tidak boleh keluar saya masih adaptasi dengan perbedaan waktu yang lebih cepat dari waktu sebelumnya, ditambah tak ada satupun masjid atau sekedar mushola ditempat ini. tapi percayalah saya hanya merubah rutinitas tersebut selama lima hari karena selebihnya saya menemukan solusinya tanpa melanggar aturannya hehehehe^^. selebihnya saya ikuti aturan-aturan sandal jepit dll.

untuk alasan mengapa saya tidak diperbolehkan keluar dan lain-lain, lambat laun saya mengetahui dan ini adalah sesuatu yang "baik" yang saya tunggu sampai sekarang. sesuatu yang baik berupa ancaman, tantangan, semua yang "baik" ada dibalik aturan itu. (perlu data valid untuk menuliskan ceritanya jd msti dipending dulu ^^)

hal "baik" tak hanya itu, saya baru sadar saya tinggal di desa dengan suhu panas 32 derajat, bisa bayangkan panasnya. panas akan semakin menyulut emosi ketika kudapati ada yang ganjil di layar ponsel...hmmm "no service" tak ada layanan, tak ada jaringan artinya kiamat personal terjadi dalam diri saya, dan saya mengalami kesulitan signal setiap harinya bahkan bisa jadi sampai setahun kedepan, tidak akan ada yang menarik jika saya hanya diam, membiarkan ponsel "tidur", mebiarkan orang-orang disana menunggu pesanku (hmmm sdikit ke GeeRan) karena itu saya punya pilihan menarik pertama, turun ke jalan raya sambil jalan 200 meteran, sambil kepanasan, ssambil berharap ada jaringan. kedua, naik ke bukit dengan bonus exstra panas disitu dipastikan jaringan pasti ada.ketiga, naik dipohon pohon yang tidak begitu tinggi serta tidak begitu rendah itupun kalau pohonnya ada. keempat ,  disini dipastikan ada jaringan asalkan mau manjat pohon kelapa.^^ saya harus memilih dengan resiko sama-sama panas tak terkira dari sini saya rasakan "paket sauna gratis" cukup dalam hati saya lagi "semoga saat pulang nanti orang rumah masih mengakui saya sebagai anaknya"ahaha maklum saja panas yang "jahat" mampu merubah warna kulit saya lebih pekat hanya dalam hitungan jam :)

hal baik yang ketiga membuat saya lebih tidak habis pikir lagi, udara panas sudah bisa saya atasi begitu juga signal sudah saya atasi dengan resiko "terberat" sekalipun. AIR adalah air, sumber kehidupan manusia yang ternyata cukup langkah di temapt baru saya, seperti kejadian sebelumnya jalan kaki menjadi menu utama saya setiap harinya, tapi bagaiman rasanya jalan kaki ssetiap harinya dengan beban ember air ditangan kanan dan kiri saya...aaah menarik bukan??? jalan kaki  untuk mandi sekali dalam dua hari, kenapa tidak sehari dua kali??? perlu diketahui semua aktivitass harus dilakukan dengan jalan kaki yang tidak dekat setiap harinya berangkat sekolah 200 meter, nyari signal 200 meter, mencari tetangga 200 meter lebih, cuci piring 200 meter, ambil wudhu 200 meter, tidak lucu dan sangat tidak praktis jika saya tambah 400 meter lagi hanya untuk mandi dua kali sehari. mengehemat energi perlu dilakukan disni kawan ahahaha sekali lagi dengan pedoman baruku "suka silakan lihat, tidak suka jangan dilihat" ahahaha dengan porsi mandi dua hari sekali sudah bisa dibayangkan bagaiman kusutnya hehehe, saya hanya perlu mensiasati dengan membeli tisu basah jika hari itu tidak mandi^^ CERDAS BUKAN???

to be continue . .  .^^

baru sedikit yang aku dapat di tempat baruku "patawang-melolo-waingapu-sumba timur-ntt-indonesia" :), selama setahun kedepan semoga patawang menjadi "sahabat" baikku yang  menginspirasi langkahku setiap harinya...

amin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun