Mohon tunggu...
Iis ratna
Iis ratna Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Media Massa Sumber Informasi

20 April 2016   10:37 Diperbarui: 20 April 2016   11:35 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan hanya mengatakan sebagai bahan informasi dan tuntunan, tentu sangat berbeda jika kita melihat sejauh mana efek media terhadap perilaku masyarakat. Di antara menganggap media massa hanya sebagai sumber informasi saja akan berbeda dengan menganggap sebagai tuntunan. Mengapa demikian?

Pemisahan ini penting sebab bagaimanapun banyak informasi negative dari televisi, tidak menjadikan televisi sebagai barang haram. Kemudian televisi dijauhi dan dan dimusnahkan sama sekali.Hal ini karena secara kasat mata, masih ada hal-hal yang dapat di ambil manfaatnya dari berbagai media massa khususnya televisi.

Memperlakukan televisi sebagai sumber informasi sama halnya kita menganggapnya sebagai salah satu sumber pengetahuan, namun tidak otomatis menjadi objek pasif dari media itu. Oleh karena itu, ketika media menganggap bahwa penonton hanya merupakan objek saja, sama artinya kita dan masyarakat hanya seolah -olah menjadi botol kosong siap diisi apa saja. Kemudian mengikuti apa saj yang di kehendaki media itu sendiri .

Akan tetap, dengan memperlakukan media massa hanya sebagi sumber informasi saja, kita menjadi badian dari penonton yang kritis. Menjadi penonton yang krits berarti bagian dari masyarakat yang tidak mudah terpengaruh. Ketika menyaksikan dan mendengar tentang berbagai tayangan di televisi, masyarakat yang menganggap bahwa apa yang dia saksikan tidak lain hanya informasi belakang. Kemudian menganggap bahwa itu merupakan tambahan wawasan yang harus dicerna terlebih dulu di diskusikan (baik oleh diri sendiri maupun dengan orang lain)sebab tidak semua yang ditayangkan televisi akan membawa nilai manfaat.

Bahkan pada kasus tertentu, masyarakat kritis seperti ini akan menganggap bahwa tayangan yang ada merupakan sebuah renungan dan bahan diskusi belakang, tetapi jika dianggaamun p baik, itu perlu di pertimbangkan untuk dilakukan. Tetapi jika efeknya buruk,akan dijauhi dan lebih jauhnya akan di proses untuk tidak ditayngkan lagi.

Namun bagi sebagian kalangan tertentu, seperti anak-anak atau remaja misalnya, media massa atau apapun yang mereka tonton akan melahirkan sebuah cara pandang dan cara hidup tersendiri. Perilaku peniruan yang tidak di barengi dengan daya nalar dan sikap kritis ini, kemudian akan melahirkan sebuah perilaku negative yang belum tentu cocok bagi dirinya. Perilaku imitasi ini sangat bebahaya karena memiliki daya tiru yang sangat mirip karena orang akan melakukannya semirip mungkin dengan apa yang ditontonnya tanpa memperdulikan cocok tidaknya untuk di lakukan.

Secara umum, berbagai tayangan media massa atau televisi yang melahirkan berbagai efek negative dan di jadikan bagian dari perilaku oleh orang-orang yang menganggap bahwa tayangan median harus ditiru. Misanya, pada beberapa adegan yang berhubungan dengan kekerasan, gaya hidup mewah,gaya berpakain,dan gaya bicara. Semuanya ini melahirkan gaya hidup imitasi dan menyebabkan seseorang lupa diri karena sudah menjadi orang lain dalam sekejap.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun