Mohon tunggu...
Iis Daniar
Iis Daniar Mohon Tunggu... Dosen - Iis Nia Daniar

Pengajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keterbatasan Diri Sebuah Perspektif

9 Januari 2018   15:50 Diperbarui: 9 Januari 2018   16:02 1280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

    Setelah itu,  berikan dukungan kembali bagi mereka agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, misalnya dengan memberikannya pelatihan-pelatihan keterampilan yang dapat menghasilkan. Tumbuhkan terus motivasi dengan kalimat-kalimat sederhana yang bisa menggugah semangat sehingga kepercayaan dirinya bangkit.

C. Percaya Diri

    Tidak semua orang beruntung memiliki orang-orang yang dekat dan peduli dengan hidup kita. Ada juga orang-orang yang ditinggalkan bahkan lebih parah diabaikan oleh orang tuanya sendiri. Andai keadaan ini terjadi, yang harus dilakukan adalah menumbuhkan rasa kepercayaan pada diri sendiri, khususnya bagi orang-orang yang memiliki keterbatasan fisik. 

Pada dasarnya orang-orang yang memiliki keterbatasan fisik secara mental mereka sempurna sehingga dapat berpikir rasional. Gerakan anggota tubuh atau fisik yang menjadi motornya adalah otak. Biarkan otak bekerja untuk meniru tindakan-tindakan yang biasa dilakukan oleh manusia lainnya.

Yang utama dibenakkan adalah bahwa semua manusia dilahirkan sama dan Sang Khalik tidak mungkin menempatkan kita di dunia ini tanpa modal dasar. Pasti ada kelebihan yang diberikan-Nya di balik kekurangan yang kita miliki karena Tuhan Mahabaik. Renungkan apa yang bisa kita lakukan, terus berusaha untuk mencapai tujuan yang kita inginkan, dan jangan pernah menyerah baik sebelum mencoba maupun di tengah jalan. 

Coba dan coba lagi hingga berhasil. Jika usaha pertama dianggap belum membuahkan hasil itu bukan karena keterbatasan, tetapi karena salah arah panah. Arahkan kembali anak panah ke tempat yang berbeda.

 Terus mencoba hingga apa yang diharapkan terwujud. Label keterbatasan hanya kata hati yang tidak bernyali. Orang lain menganggap kita terbatas karena kita sendiri yang sengaja membuat keterbatasan itu begitu nyata. Samarkan keterbatasan itu sampai akhirnya menghilang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun