Bekasi - Belum pernah Dicky membayangkan menjadi kepala sekolah di usia yang begitu muda. Meski begitu, cita-citanya menjadi seorang guru mendorongnya untuk menjadi kepala sekolah terkemuka ketika ia masih berusia 26 tahun.
Dialah Dicky Patria Darmawan, pria yang saat ini bekerja sebagai Kepala Sekolah SMA Al-Hadiid Cileungsi. Ia sudah dinobatkan sebagai Kepala Sekolah muda saat usianya baru menginjak 26 tahun.
Usianya yang masih sangat muda untuk menerima tugas sebagai kepala sekolah tidak membuat Dicky menyerah. Dicky telah lama membayangkan untuk mengabdikan dirinya melalui karir sebagai pengajar.
Karirnya dimulai saat dirinya lulus sebagai sarjana di Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Dicky diterima sebagai Guru Bimbingan dan Konseling di salah satu sekolah terkemuka yakni Pesantren Al-Binaa Islamic Boarding School.
Inilah kisah Dicky dalam menggapai cita-citanya:
Perjalanan tidak mudah untuk menjadi kepala sekolah di usia muda, Dicky harus meyakinkan orangtuanya yang menginginkannya untuk meneruskan profesi ayahnya sebagai anggota polri. Dicky lebih memilih karirnya sebagai guru di Pesantren Al-Binaa Islamic Boarding School. Menghabiskan waktu selama 2 tahun 6 bulan sebelum akhirnya mendapatkan tawaran untuk mengajar di SMP Al-Hadiid Cileungsi.
Dicky menghabiskan waktu selama bekerja di Al-Binaa sebagai Guru Bimbingan dan Konseling sembari mengenyam pendidikan magister dibidang manajemen sumber daya manusia. Sebagai pemuda, Dicky dengan maksimal mengatur waktu antara pekerjaan dengan keinginan untuk menggapai cita-citanya.Â
Bagaimanapun, dibalik itu semua, tentu tidak mudah bagi Dicky dalam menjalankan sekolahnya. Sebab, ia perlu mengawasi aset manusia (SDM) di timnya. Sekolah remaja ini perlu mempelajari berbagai karakteristik manusia dan cara berinteraksi dengan mereka.Â
Di sana terdapat tantangan harmonisasi SDM yang harus diselesaikan. Untuk mengatasi itu semua, Dicky selalu berusaha menjaga dirinya agar dalam keadaan yang teratur, terus menjaga dirinya agar selalu berpikir dan bertindak positif. Dengan SDM yang kompak, Dicky merasa keberjalanan program-program di SMA Al-Hadiid akan lebih lancar.
Dalam bekerja, Dicky selalu menekan untuk bekerja dengan ikhlas. "Kalau kerja itu harus ikhlas biar nanti juga berkah," tuturnya. Sedangkan di sekolah, dia melakukan beberapa latihan yang berharga. Tentu saja untuk kemajuan bakat mengajar di SMA Al-Hadiid. Seperti mengikutsertakan guru dalam mengikuti workshop, memberdayakan mereka untuk mengambil bagian dalam kompetisi, menjaga kebiasaan baik setiap hari, dan meningkatkan kecintaan mereka kepada Allah. Saat ini, Dicky sedang merencanakan untuk melanjutkan pemikiran doktoralnya. Yang jelas, ia mengandung hikmah hidup "man jadda wa jada" yang artinya siapa yang jujur maka dialah yang akan berhasil. Dia merencanakan hukuman itu untuk dirinya sendiri. Atas dorongan motivasinya dalam kehidupan bermasyarakat, Dicky berpandangan bahwa "manusia yang unggul adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H