Mohon tunggu...
iis kristia W
iis kristia W Mohon Tunggu... Guru - Call me Aisya

Selalu belajar memanusiakan manusia....

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mahkota Tebak Emosi

27 Agustus 2021   19:15 Diperbarui: 27 Agustus 2021   21:22 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sering kali orang tua mengalami kebingungan dalam menemani anak belajar. Terutama orang tua yang anaknya masih di PAUD. Ditambah lagi efek pandemi seperti ini semua pembelajaran dilakukan secara daring Otomatis peran pengasuhan dan bimbingan berada di tangan orang tua sepenuhnya. Stres, adalah hal yang umum dirasakan orang tua saat ini. Mengapa? Karena tidak semua orang tua didesain menjadi guru. Mengetahui tehnik-tehnik tertentu dalam mendidik, di segala situasi.

Bayangkan saja, semenjak anak bangun tidur sampai anak tertidur kembali. Mereka full 24 jam bersama orang tua. Banyak orang tua yang mulai mengeluh bahwa anaknya tidak mau belajar, cenderung asyik dengan gadget. Pelik, memang. Tapi tidak boleh panik. Justru pandemi ini memberikan kita kesempatan untuk introspeksi diri, seberapa dekat kita dengan anak-anak. Seberapa peduli kita terhadap tumbuh-kembang mereka. Jika selama ini, setiap pagi sampai siang hari kita merasa lega karena anak-anak berada dibawah pengasuhan dan pengawasan gurunya. Kemudian kita merasa semua beres, tidak ada beban, ada guru yang siap sedia'pasang badan'. Maka pandemi ini adalah masa untuk memperbaiki hal-hal yang mungkin belum kita lakukan. Masa untuk menjalin kedekatan sepenuhnya dengan buah hati. Menjadi sebenar-benarnya guru bagi mereka.

Lalu, hal apa saja yang sebaiknya dilakukan agar anak merasa senang belajar bersama orang tua di rumah? Pertama, orang tua tidak harus menjadi secerdas guru. Namun, mulailah dari hal-hal sederhana, seperti melibatkan anak pada kegiatan kecakapan hidup. Menyapu, mengepel lantai, menyiram bunga, mencuci sepeda, dan beragam kegiatan lainnya.

Kedua, kenali ciri khas belajar anak. Ingat, yang disebut pembelajaran pada anak itu bukan melulu pada kegiatan menulis dan berhitung saja. Tetapi, semua aktivitas bermain anak adalah pembelajaran. Karena kebutuhan yang utama anak selain makan dan minum adalah bermain. Bermain apa saja, menggunakan semua hal yang ada di sekeliling mereka. Batu, pasir, tumbuhan, perabotan rumah tangga, bahkan punggung orang tuanya.

Nah, permainan Mahkota Tebak Emosi adalah salah satu tips permainan yang bisa dimainkan bersama anak-anak di rumah. Cara pembuatannya pun mudah. Dengan alat dan bahan sederhana yang mudah ditemukan. Berikut tutorialnya:

dokpri
dokpri

1. Alat dan bahannya adalah, kain flanel aneka warna, gunting, lem lilin atau lem tembak, korek gas, bolpoin, dan perekat atau velcro.

dokpri
dokpri

2. Gambar pola mahkota yang kita inginkan pada kain flanel. Lalu guntinglah sesuai pola.

Dokpri
Dokpri

3. Hiasi mahkota sesuai imajinasi

Dokpri
Dokpri

4. Tempelkan perekat di ujung kanan, dan kiri mahkota

Dokpri
Dokpri

5. Buatlah gambar aneka ekspresi emosi dari kain flanel. (Ini emosi bahagia)

dokpri
dokpri

Emosi sedih

Dokpri
Dokpri

Emosi marah

Dokpri
Dokpri

Dan menangis

Dokpri
Dokpri

6. Tempelkan perekat di balik semua aneka ekspresi

Dokpri
Dokpri

7. Tempelkan gambar ekspresi yang kita inginkan di tengah-tengah mahkota. Mahkota siap dimainkan.

Dokpri
Dokpri

Cara bermain, pakai mahkotanya seperti ini. 

Dokpri
Dokpri

Mintalah anak untuk menebak gambar ekspresi apa yang menempel pada mahkota. Kemudian mintalah anak untuk mempraktekkan bagaimana ekspresi tersebut.

Mudah sekali, kan? Lakukan ini, dijamin anak-anak bahagia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun