Mohon tunggu...
iis hariati
iis hariati Mohon Tunggu... Guru - Guru TK Muslimat NU 69 Taswirul Afkar

Memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Upaya Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Jasmani Melalui Kegiatan Menganyam Di TK Taswirul Afkar

3 Februari 2024   17:21 Diperbarui: 10 Februari 2024   09:09 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Upaya Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Jasmani Melalui Kegiatan Menganyam Pada Anak Kelompok A di TK Muslimat NU 69 Taswirul Afkar

Salah satu tugas dari suatu lembaga formal seperti Taman Kanak-kanak adalah bagaimana menciptakan lingkungan yang "cerdas". Lingkungan yang mampu merangsang kecerdasan anak. Dari kesembilan kecerdasan yang diperkenalkan oleh Howard Gardner, salah satu kecerdasan yang kurang mendapat tempat adalah kecerdasan kinestetik jasmani. Menurut Arvin Nathanael & Ernest Adikara inti dari kecerdasan kinestetik jasmani adalah kemampuan untuk mengendalikan gerakan-gerakan tubuh dan menggunakan obyek-obyek secara tangkas. Dari definisi tersebut maka kecerdasan ini dapat diasah, dilatih dan dikembangkan melalui beberapa kegiatan di Taman Kanak-kanak, misalnya kegiatan menganyam. Kegiatan ini akan meningkatkan kemampuan dalam gerakan halus (motorik halus) sehingga mampu meningkatkan kecerdasan kinestetik jasmani seorang anak.

Namun banyak sekali permasalahan yang timbul dari kegiatan menganyam ini. Rekan-rekan guru seringkali tidak mampu mencapai ketuntasan dari tiap aspek dalam kegiatan menganyam. Banyak anak yang enggan untuk menyelesaikan tugasnya dengan baik atau dalam bahasa lain para anak "mogok kerja" dengan berbagai alasan, diantaranya mereka merasa tidak bisa dan tidak mampu dalam kegiatan menganyam yang pada akhirnya anak-anak menjadi frustasi dan menangis.

Dalam pengamatan yang dilakukan pada 15 anak di kelompok A TK Muslimat NU 69 Taswirul Afkar Karangsemanding  Balongpanggang Gresik, dapat disimpulkan bahwa kecerdasan jasmani kinestetik yang dirangsang melalui kegiatan menganyam ini sangatlah rendah. Hal ini dapat dilihat dari empat aspek penilaiannya, yaitu:

Ketepatan; hanya ada 5 anak yang mampu menggunakan alat-alat menganyam dengan tepat tanpa merusak atau menyobek bahan anyaman.

Ketelitian; ketelitian dalam proses kegiatan menganyam sehingga tidak ada pola yang terlewatkan hanya dimiliki oleh 3 anak.

Kerapian; hanya sekitar 3 anak yang memiliki tingkat kerapian yang memuaskan.

Ketuntasan; pada aspek ini hanya ada 4 anak yang mampu menyelesaikan kegiatan ini secara tuntas.

Dari data diatas cuma ada  anak yang memenuhi kriteria tersebut, kondisi semacam ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Pendekatan yang salah dan motivasi yang kurang efektif dan tidak mengena, maka sudah bisa dipastikan bahwa proses dan hasil belajarnya juga mengalami kegagalan.

Untuk memecahkan persoalan diatas maka diterapkanlah pendekatan Problem Based-Learning (PBL) dalam kegitan menganyam yang merupakan suatu pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi anak untuk belajar tentang cara berfikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah. Metode ini mampu meningkatkan anak untuk memecahkan persoalan yang dihadapi dalam kegiatan menganyam dengan bantuan dan motivasi yang tepat dari guru.

https://drive.google.com/file/d/16Py4xz2gNZc3dZijoROY9qRHicRg-sAY/view?usp=sharing

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun