Alam dan Budaya masih menjadi trend bagi wisatawan. Kebudayaan yang mencakup sejarah, kesenian, Â tradisi dan makanan jika dipadukan dengan panorama alam dapat menjadi wisata yang memukau. Hal tersebut ada benarnya, kini kementrian kompak meluncurkan program pengembangan dan pemberdayaan desa untuk menggali potensi alam dan budaya. Beberapa diantaranya berfokos pengembangan desa menuju ekonomi kreatif dan pengembangan pariwisata.
Pertama, Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Program yang diusung Program Desa Wisata (Dewi) dan Desa Digital (Dedi). Adapun potensi yang dikembangkan seperti pemasaran produk, percepatan akses dan pelayanan informasi serta membangun usaha mikro. Tujuan program tersebut untuk memunculkan produk unggulan desa serta mempromosikan wisata berbasis digital. Dengan begitu dapat menciptakan  lapangan pekerjaan baru di desa.
Kedua, Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) juga mengusung program Desa Wisata yang berkolaborasi dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT). Kemendes PDTT bertindak untuk mendorong infrastruktur sementara Kemenparekraf/Baparekraf berperan untuk meningkatkan sumber daya manusia. Selain itu juga  meningkatkan sarana dan prasarana untuk mendukung pariwisata dan ekonomi kreatif.
Ketiga, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Terdapat tiga program diataranya: Â Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D), Program Pengembangan Pembinaan Desa (P3D), dan Program Wira Desa.Â
Ketiga program tersebut melibatkan Perguruan Tinggi dosen dan mahasiswa untuk mendukung Merdeka Belajar. Program PHP2D bertujuan untuk menumbuhkan rasa peduli mahasiswa terhadap masyarakat desa agar terbangun desa binaan yang aktif, mandiri, berwirausaha, dan sejahtera.Â
Sementara itu, Program P3D merupakan keberlanjutan PHP2D pada tahun 2020. Terdapat 86 tim mahasiswa yang lolos seleksi untuk mengajukan program P3D dikarenakan telah melaksanakan program PHP2D dengan sangat baik.Â
P3D merupakan program paripurna kegiatan sebelumnya. Besar harapan dapat melahirkan desa binaan seperti Desa Eduwisata, Desa Budaya, Desa Agrowisata, Desa Ekowisata, Desa wisata Nelayan dan lain sebagainya. Untuk program Wira Desa lebih menekankan kepada ekonomi kreatif.Â
Mahasiswa bersama dosen pendamping membantu masyarakat untuk mandiri dalam berwirausaha. Harapannya program ini dapat melahirkan  wirausaha desa berbasis kearifan lokal seperti sentra kuliner, sentra kerajinan, sentra olahan hasil ikan, sentra minuman tradisonal dan masih banyak lagi yang lainnya.
Berbagai program yang dicanangkan perlu memperhatikan keberlanjutan program. Sangat disayangkan jika program yang sudah dirancang dengan sangat baik ketika program berakhir tidak ada keberlanjutannya. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka perlu melibatkan berbagai pemangku kebijakan untuk melanjutkan program yang sudah dirintis.
Lurah memiliki peran yang besar untuk dapat menggerakan masyarakat. Dalam hal ini pemangku kepentingan seperti lurah dan camat perlu menjembatani masyarakat dengan dinas yang terkait dengan program pengembangan desa. Seperti halnya menjalin kerjasama dengan Dinas pariwisata, Dinas Kebudayaan, Dinas Pertanian, Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah,
Dengan begitu maka akan terjalin keberkanjutan program yang bersinergi dengan program yang ada di dinas daerah. Sehingga baik program pemerintah maupun program dinas di daerah dapat saling mendukung satu sama lain. Hal tersebut akan berdampak terhadap percepatan pengembangan desa.Â