Anda ingin berinvestasi di reksa dana tapi masih bingung pilih Reksa Dana yang mana? Anda sudah tahu langkah-langkah mudah berinvestasi di reksa dana (see my previous article —http://iis1307.wordpress.com/2013/05/12/langkah-langkah-mudah-berinvestasi-di-reksa-dana/), tapi belum tahu kapan waktu yang tepat untuk membelinya? Jika jawaban atas pertanyaan di atas adalah “iya”, penjelasan saya di bawah ini mungkin bisa menjadi bahan pertimbangan Anda sebelum berinvestasi.
Bagi sebagian orang yang paham tentang produk-produk pasar modal, dia akan melirik investasi di reksa dana ketimbang menaruh uangnya di deposito. Anda tahu kenapa? Karena investasi di reksa dana memberikan return yang lebih besar ketimbang deposito. Deposito hanya memberikan returnsebesar 6%, sedangkan reksa dana yang bagus mampu memberikan return di atas 6%. Berdasarkan pengalaman saya selama berinvestasi di reksa dana (kurang lebih 4 tahun), return yang saya dapat selalu di atas 6%. reksa dana yang baru saya beli di bulan Januari 2014, kemudian saya jual di bulan Mei 2014, menghasilkan return 16%-18%. Anda bisa bayangkan dalam 5 bulan, return yang saya dapat bisa sebesar itu? Menarik bukan?
Sangat menggiurkan memang berinvestasi di reksa dana, tapi sebelum memutuskan untuk berinvestasi, reksa dana mana yang akan Anda pilih? Berikut penjelasannya.
- Reksa Dana Saham
Reksa dana saham cocok untuk Anda yang merasa tidak banyak waktu untuk mengamati pergerakan harga saham dan masih merasa kurang pengetahuan dalam investasi saham. Investasi di reksa dana saham berarti Anda menyerahkan keputusan jual atau beli saham di tangan manajer investasi. Berbeda dengan jika Anda berinvestasi langsung di saham, keputusan jual atau beli saham ada di tangan Anda.
Reksa dana saham mengalokasikan sebagian besar portofolio kita di saham-saham yang likuid dan berkapitalisasi pasar besar. Total yang diinvestasikan kurang lebih mencapai 80% dari portofolio yang kita miliki. Yang perlu diingat, seperti investasi di saham langsung, investasi di reksa dana saham memiliki tingkat risiko yang besar karena sebagian besar portofolio kita ada di saham. Pun demikian, return yang kita dapatkan juga besar, “high risk high return”. Jika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun, beberapa kinerja reksa dana saham juga akan turun. Hanya saham-saham tertentu yang mempunyai return di atas IHSG. Reksa dana seperti inilah yang pantas untuk dipilih karena dapat memberikan return di atas IHSG dan di atas return reksa dana lainnya. Kinerja seperti ini dapat diukur dalam dua atau tiga tahun terakhir.
2. Reksa dana Pendapatan Tetap
Reksa dana pendapatan tetap mengalokasikan sebagian besar portofolio kita ke pendapatan tetap (obligasi). Reksa dana pendapatan tetap bisa mempunyai return lebih kecil atau lebih besar dari reksa dana saham. Yang banyak terjadi adalah return reksa dana pendapatan tetap lebih kecil dibandingreturn reksa dana saham. Hal ini karena portofolio kita tidak banyak terpengaruh oleh sentimen pasar sehingga relatif lebih stabil.
Reksa dana jenis ini cocok untuk Anda yang tergolong sebagai tipe investor risk averse atau investor yang tidak mau terlalu mengambil risiko. Berbeda dengan reksa dana saham yang cocok untuk Anda yang tergolong tipe investor risk taker atau investor yang berani menghadapi risiko.
3. Reksa dana Campuran
Untuk Anda yang ingin mendapatkan return dan risiko moderat, reksa dana campuranlah pilihannya. Reksa dana campuran mengalokasikan portofolio investasi kita di saham dan pendapatan tetap. Dalam praktiknya, return reksa dana campuran berada di atas return reksa dana pendapatan tetap dan di bawah return reksa dana saham atau berada di tengah-tengahnya. Reksa dana jenis ini cocok untuk Anda yang tipenya moderat, artinya jika rugi tidak menanggung rugi yang terlalu banyak, pun jika untung, keuntungannya juga tidak sebanyak investor reksa dana saham.
Sama dengan prinsip trading saham, waktu yang tepat untuk membeli reksa dana adalah ketika harga reksa dana sedang turun, dan menjualnya ketika harganya sedang naik.