Pada tikungan pagi yang sepi,Â
Secangkir kopi menunggu di sana,Â
Aroma hangat menyentuh jiwa,
 Membangunkan harapan yang tersapu di sana.Â
Butir hitam berjoget di dalamnya,Â
Tiada rasa yang tercecap,
 Setiap tegukan adalah perjumpaan rasa,Â
Tentang mimpi dan cinta tanpa akhirnya.Â
Mereka yang selalu dirindu kali ini,Â
Sekepul asap dan kenangan lama,Â
Dalam setiap tegukan ada kisah,
 Di balik kepulan asap yang menguar-uar.Â
Bukan sekadar sebuah minuman,Â
Ia adalah harapan aktivis,Â
Yang menyejukkan hati yang beku,
 Dalam satu cangkir,Â
beribu kilometer di mata.Â
Kopi, sahabat sejati,Â
Hitam, putih, atau abu-abu kau hadir,Â
Setiap cangkir adalah perenungan,
 Pada asa, doa, dan wujud.Â
Cangkir demi cangkir kita telusuri,Â
Dari cinta, sepi, hingga asa,Â
Karena di balik secangkir kopi,Â
Terdapat kehidupan, cinta, dan harapan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H