Juga sebaliknya ketika siswa responsive belajar aktiv di grup atau pun melalui zoom kemudian tugas- tugasnya diselesaikan saya akan langung berikan penghargaan dengan menyebutnya "kalian hebat" sambil diberiakn emotic love, jem, jempol dan juga pujian- pujian yang lainya. Hal tersebut agar bisa memberikan semangat kepada para siswa agar mau belajar.
Adapun pembelajaran dimasa covid ini, didik purwakarta menggulirkan program "Tatanen" . dalam pembelaran ini berkaitan dengan pendidikan karakter, sehingga siswa tak hanya belajar konsep tetapi belajar secara kontekstual langsung dari apa yang ada dilingkungan mereka, baik alam maupun sekitar rumah dijadikan media pembelajaran. Siswa juga bisa belajar bagaimana merawat lingkungan dengan bercocok tanam, memilah sampah serta mengolah tanah.Â
Hal tersebut sebagai bagian dari pendidkan karakter di Purwakarta. sehingga siswa tidak hanya belajar melalui internet, modul dan buku saja tetapi alam adalah sumber belajar. Hal ini sesuai dengan  yang dikatakan Bapak kepala dinas kabupaten Purwakarta yairtu " kelas -- kelas belajar siswa saat ini sudah tidak terhalang oleh tembok -- tembok kelas namun kelas kalian lebih banyak lebih luas, alam sekitar adalah kelas kalian" demikian Pak H.  Purwanto dalam sebuah sambutanya di acara pelatihan guru.
Sejalan dengan digulirkanya kebijakan merdeka belajar dan juga kebijakan Tatanen di disdik Purwakarta, artinya disini siswa belajar bukan hanya dari sumber buku atau juga internet namun alam juga bisa dijadikan sumber belajar bahkan siswa membantu orangtuanya  di lading atau di pasar saja itu adalah sedang persoes belajar. Jadi tidak ada istilah siswa tidak belajar. Namun jika siswa ditanya sekolah tidak ya pasti jawabanya akan "tidak" . karena memang  iya tidak belajar disekolah karena aturan pemerintah tidak boleh ada kegiatan belajar  tatap muka disekolah. kenati demikian belajar siswa masih harus jadi prioritas utama.  Apa pun mondisinya, siswa tetap punya hak untuk mendapatkan pelajaran, namun kembali lagi seorang guru harus tersu kreatif dalam menyajikan pembelajaran agar materi pelajaran bisa tersampaikan. Â
solusi yang mungkin bisa dilakukan adalah dengan membuka kembali tatap muka untuk pembelajaran disekolah khususnya daerah pelosok pedesaan. akan tetapi tetap denga meperhatiakan protocol kesehatan dan juga pembagian jadawal mengajar agar tidak terlalu banyak siswa disekolah.  siswa tetap bisa belajar sekali pun dalam seminggu hanya beberapa kali pertemuan.  kemudian hampir di semua sekolah masih ada guru yang merangkap sebagai bendahara, nah hal ini sangatlah mengganggu kegiatan guru dalam melaksanakan tugas mengajar  karena tugas bendahara sangat menyita waktu. sehingga kegiatan belajar sedkit banyak akan terganggu juga. maka dari itu pemerintah daerah mapaun pusat hal ini harus menjadi sebuah catatan dan kemudian ditindaklanjuti yaitu dengan mengirimkan pegawai yang khusus mengurusi keuangan sekolah.  Agar hak anak untuk belajar tidak terganggu dan guru tidak mempunyai tugas ganda.Â
IIP SYARIP HIADAYAT
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H