Mohon tunggu...
Iip  Syarip Hidayat
Iip Syarip Hidayat Mohon Tunggu... Guru - Teacher, Blogger, Enterprenuer, Konten Kretor dan penulis

email :iipsyarip1@gmail.com Fb. Iip Syarip Hidayat Telp. 085524657568

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Plus Minus Negara Jiran Malaysia

3 Januari 2017   11:28 Diperbarui: 4 Januari 2017   07:46 2174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Foto ini diambil dari Instagram Iip Syarip Hidayat "][/caption]Negara malaysia adalah salah satu negara yang pernah dijajah oleh portugis, belanda dan terakhir oleh Inggris. Negara yang tereknal dengan sebutan negeri jiran ini merdeka pada tahun 1963. Sebagai negara yang baru merdeka 53 tahun yang lalu ini, Negara ini telah mengalami banyak kemajuan hampir disegala bidang,  dari mulai ekonomi, infrastruktur, pendidikan dan kemajuan lainnya.

Banyak hal yang bisa saya pelajari selama bertugas di negeri ini. Negara yang berbentuk kerajaan dengan kepala pemerintahnya yang  yang dipertuan Agung ini sukses menjadi salah satu negara yang mempunyai kemajuan pesat disegala bidang dan bisa dikatakan  lebih maju dari pada negara – negara yang ada di Asean. Saya harus akui itu karena saya melihat secara langsung bagaimana kemajuan baik dari bidang ekonomi, pendidikan dan infrastruktur lainnya. 

Salah satu yang terlihat lebih maju dari negara ini adalah pendikan, ketika berbicara pendidikan, Negera ini telah mengalami banyak kelebihan dari yang lainya.Dari beberapa survei yang saya baca hampir rata- rata warga negara malaysia lulus sekolah menengah atas. Semua warga negera malaysia memperoleh pendidikan gratis dari kerajaan sampai tingkat SLTA, kecuali sekolah Swasta.  Sekolah – sekolah di Malaysia di dukung oleh fasilitas – fasilitas memadai seperti,sarana olah raga yang lengkap, gedung yang sangat layak di dukung fasilitas IT, internet yang semunaya gratis serta hampir semua sekolah di lengkapi lapangan sepak bola. Itu semua merata sampai ke perbatasan malaysia sekalipun. salut memang. 

 Dari beberapa sekolah yang pernah berkunjung dan berdialog langsung dengan guru- gurunya,  jumlah siswa perkelas tidak lebih dari 15 orang. Jam sekolah di negara malayisa untuk tingkat SMP dan SMA menggunakan jam fullday yaitu dari jam 07 sampai jam 16.00 sore dari hari senin sampai jum’at, sehingga tak ada waktu untuk santai- sanati, nongkrng bahkan tawuran.  Didukung oleh pengajar- pengajar yang professional yang sudah layak mengajar sebagai guru. Profesi guru di malaysia merupakan salah satu profesi yang cukup banyak di minti setara dengan profesi polisi dan dokter dengan gaji rata- rata diatas 10 juta. Disesuaikan dengan masa kerja.

Baru berbicara masalah pendidikan, belum yang lainya seperti fasilitas umum, aturan, pemerintah,  ketertiban, agama, kedisipilanan dan lainnya . sepertinya bakal beberapa halaman  kalau saya ceritakan disini. Tapi selain maslah pendidkikan tadi saya pun tertarik mengupas masalah ketertiban di negera ini. Sebagai negera termasuk negera maju, malaysia tak lepas dari masalah – maslah sosial seperti, macet, kriminal dan lainya. 

Namun masalah – maslah tersebut masih sangat wajar. Seperti misalnya  macet atau orang sini menyebutnya jam, di jam- jam tertentu memang sering terlihat macet akan tetapi macetnya di malaysia masih tertib dan masih bisa jalan tidak sampai berjam – jam. Hampir jarang ditemui pengemudi melangggar aturan lalu lintas, walau dalam keadan macet. Mereka lebih memilih tertib dan tidak melanggar lalu lintas. Karena jika melanggar aturannya benar- benar belaku dan tak bisa ditawar lagi. mereka yang melnggar aturan lalu lintas paling sedikit dikenakan sankis denda sebesar 500 RM atau setara dengan Rp 1. 500.000, itu paling sedikit. Sehingga mereka berfikir dua kali untuk melanggar. Walhasil jalan raya tetap tertib walau dalam kedaan macet dan tidak ada pengemudi sampai naik trotar, atau nyalip ke kanan kiri.

Yang tak kalah menarik selama tiga bulan di sini yaitu masalah kebersihan, hampir semua fasilitas umum di kota bersih dari yang namanya sampah. Seperti pantai, taman kota, jalanan dan tempat- tempat lainya. Pendukduk malaysia sepertinya sudah sadar akan kebersihan karena di setiap tempat – tempat umum sudah disediakan tempat sampah sehingga mereka tak lagi kebingunan membuang sampah. Pemerintah malaysia lebih mementingkan penataan kota serta kebersihanya dan betul betul diperhatikan sampai petugas kebersihan selalu terlihat beroperasi di tempat- tempat tersebut. Sehingga negara malaysia menjadi salah satu tujuan wisata asing di ASEAN. Terlihat ketika musim liburan akhir tahun, tempat - tempat wisata di negara ini penuh dengan turis asing, baik dari korea, china, negara- negra barat dan lainya. Saya, kadang bertanya pada diri sendiri, kenapa kok bisa padahal tempat - tempat wisata tidak terlalu bagus bahkan biasa saja. Setelah saya perhatikan memang ada beberapa faktor yang mengudang para wisatawan asing datang kesini yaitu keamanan, kebersihan ,ketertiban serta harga makanan ditempat wisata di sini ternyata sama dengan harga makanan ditempat biasa. Di sini sekalipun tempatnya elit tetapi harga makanan tetap sama. Ternyata kerajaan punya aturan siapapun yang menjual barang atau makanan melamapui harga yang ditetapkan makan akan kena sanksi bahkan bisa ditutup kafe atau kedainya. Salut bener .! 

Penataan kota  dan keamanan pun  betul – betul diperhatikan. Terlihat di pinggir pantai di bangun jogging trek, gedung – gedung tinggi seperti gedung pemerintahan, shopping mall, cafe dan pasar yang hampir semuanya mengahadap kelaut. Sehingga itulah yang menarik para pelacong untuk datang ke negara ini.  Ketika saya mencoba melihat dari ketinggian, memang terlihat kota – kota di negara ini lebih tertata rapih. karena negrara ini memiliki aturan tidak boleh mendirikan bangunan tanpa ada ada izin dari kerajaan. Seperti bentuk , ketinggian, dan besar bangunan di negara ini harus sesaui aturan kerajaan. Makanya tak heran bangunan atau rumah- rumah di negara ini tak terlihat lebih mewah, megah, tinggi dan lainya. Rumah – rumah di sini relatif sama, tidak ada yang lebih menonjol  mewah. 

Untuk masalah kenyamanan dan kemanan, disini sedikit lebih aman dari negara – negara asean lain. Di sini jarang terlihat tukang parkir  ditempat - tempat umum,  parkir semua faslitas pemerintah free kecuali swasta, saya juga tak menemui pengamen di sini, apalagi “pengamen agak maksa gitu”, pengemispun hampir tak terlihat. Walau pencurian masih ada karena di sini juga banyak pendatang dari filiphina, namun masih relatif sedikit. 

Namun satu hal saya kurang setuju di sini yaitu susah menemui mesjid  kecuali di tempat- tempat tertentu. Tidak setiap tempat ada, namun di setiap kawasan malah gereja yang banyak bediri . itu yang saya kurang faham padahal penduduk dan pemerintahnya mayoritas islam. Ya itulah mungkin minusnya. Dan warga filiphina lebih bebas daripada warga negara Indonesia yang masuk ke sini.  Tetapi seacara keseluruhan kita bisa banyak belajar dari negara ini yang notabene merdekanya lebih duluan kita. dan berpenduduk sama yaitu ras melanisia atau ras melayu.  

Malaysia saja negera yang lebih kecil dan tidak terlalu banyak punya kekayaan alam bisa lebih maju, sejahtera , aman , tertib damai.  mungkin kita Indonesia  juga bisa lebih dari itu asal pemerintah, masyarakat sama – sama mempunyai kesadaran tinggi untuk menjadikan negra kita Indonesia lebih maju lagi. Dengan mengolah sumberdaya ayang ada, baik itu SDM amupun SDA. jangan terlalu bergantung pada sektor asing apalgi untuk pekerja kasar saja sampi mendatangkan dari china. Padahal warga pribumi masih banyak yang tak punya pekerjaan.   Sudah saatnya kita berbenah diri,  berfikir kearah kemajuan .  Sudah bukan waktunya lagi kita terus berebut kekuasaan, bukan waktunya lagi mengurusi hal - hal sepele yang tidak terlalu penting. Kita harus betul - betul concern pada peningkatan kemajuan negara kita agar kita lebih dihargai oleh  negara lain.  Semoga artikle saya ini bisa menjadi inspirasi khusunya warga negara Indonesia baik pemerintah maupun masyarakat untuk mulai terbuka fikirannya dan sadar bahwa selama ini kita terlalu terlena, dan kita bisa belajar dari mereka. Semoga !!                                                                                                                                                      

 Kota kinabalu 3, januari 2017

Penuis

Iip Syarip hidayat, S.Pd

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun