Mohon tunggu...
Iip  Syarip Hidayat
Iip Syarip Hidayat Mohon Tunggu... Guru - Teacher, Blogger, Enterprenuer, Konten Kretor dan penulis

email :iipsyarip1@gmail.com Fb. Iip Syarip Hidayat Telp. 085524657568

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dibutuhkan Kecerdasan Interpersonal dalam Proses Belajar Mengajar

18 September 2016   17:04 Diperbarui: 3 Januari 2017   12:26 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Lokasi foto ini di sekolah Indonesia kota kinabalu malaysia "][/caption]Oleh : Iip Syarip Hidayat

Kecerdasan interpersonal ialah kemampuan untuk mengamati dan mengerti maksud, motivasi, dan persaan orang lain. Peka pada ekspresi wajah, suara, dan gerakan tubuh orang lain dan ia mampu memberikan respons secara efektif dalam berkomunikasi. Kecerdasan ini juga mampu untuk masuk kedalam diri orang lain, mengerti dunia orang lain, mengerti pandangan, sikap orang lain dan umumnya dapat memimpin kelompok.

Kecerdasan interpersonal ini tidak ada hubungannya dengan IQ. Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan dalam memahami persaan, mood, keinginan, dan maksud seseorang. Kelancaran dalam berkomunikasi dan bergaul dengan lingkungan cukup dipengaruhi oleh kecerdasan interpersonal ini. Seperti kita ketahui, setiap orang mempunyai cara yang berbeda- beda dalam menyampaikan gagasan atau permasalahannya.

Ada beberapa kiat untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal yaitu sebagai berikuat.

  • Berpikir Positif
  • Salah satu alasan orang tidak meraih impian mereka adalah karena hasrat mereka untuk mengubah hasil- hasil mereka tanpa mengubah cara berfikir mereka”.
  • Pernyatan tersebut menyiratkan bahwa cara berpikir kita sangat mempengaruhi cara berpikir kita sendiri. Namun yang terjadi di sekolah terkadang guru mengajari siswanya mengenai apa yang harus dipikirkan, bukanya bagaimana caranya berpikir. Padahal menurut francis Bacon, pengetahuan hanya akan bernilai ditangan seorang yang mampu berpikir. Orang harus belajar bagaimana berpikir untuk meraih impian serta potensi mereka. ( maxwell, 2004:21). Oleh karena itu, kita harus senantiasa berusaha menjadi pemikir agar menjadi guru yang baik atau orangtua yang lebih baik.
  • Mau Mengalah
  • Mengalah bukan berarti kalah. Mengalah mencerminkan kita mempunyai sikap  tenggang rasa, mau menegrti keinginan bersama, dan tidak merasa pendapatnya paling benar. Karena setiap orang mempunyai latar belakang yang berbeda, tentu faktor ini cukup dominan dalam pikiranya. Ingat kebenaran itu adalah relatif, kecuali yang datangnya dari Allah Swt dan Rosul-Nya.
  • Peka terhadap Ekspresi
  • Peka terhadap ekspresi wajah juga salah satu cara untuk dapat memahami apa yang diucapkan oleh lawan bicara. Dengan melihat ekspresi wajah, kita bisa tahu apakah lawan bicara kita tertarik atau tidak dengan pembicaraan yang dilakukan. Selain itu kita juga bisa mengetahui apa yang di inginkan dari pembicara tersebut. Ingatlah bahwa “ people don’t care how much you know, until they know how much you care about them”.

Kecerdasan interpersonal ini tentu harus di miliki oleh seorang guru, agar terlaksananya proses belajar mengajar dengan baik. Suasana belajar yang menyenangkan akan terwujud jika guru memiliki kemampuan kecerdasan iterpersonal yang baik. Bayangkan jika didalam kelas guru menampakan raut muka masam, cemberut tegang, bahkan marah – marah. Pastilah para siswa tidak akan menyukainya.

Telah ditemukan sebelumnya bahwa kecerdasan interpersonal seorang guru meliputi kemampuan berkomunikasi, baik secara verbal maupun nonverbal;kemampuan mendengar, kemmapuanbertanya, sikap dan tingkah laku, kemampuan mengatasi masalah, penamilan dan kemampuan memahami gaya belajar siswa.

Itulah beberapa hal yang berkaitan  dengan kemapuan interpersonal guru dalam konteks hubungan dengan siswanya. Kepribadian guru yang baik, karismatik, dan berilmu akan tercermin bukan saja dalam proses belajar mengajar, melainkan juga dalam hubungan yang lebih luas. Di lingkungan sekolah, guru tersebut akan menjadi teladan dan disegani oleh rekan guru yang lain. Begitupula di masyarakat, dia bisa menjadi figur atau tokoh yang dihormati. Pancaran enegri positif yang dimilikinya akan mempengarhui siapa saja yang ada di sekitarnya.

Purwakarta, 18 September 2016

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun