4. Pada tahun 1899 Pare Veciogene te weltevreden dan Institute Pasteur bergabung menjadi satu. Nama dari loboratorium ini kemudian berubah menjadi Institute Pasteur. Lembaga ini lebih fokus dalam penelitian pembuatan vaksin, terutama vaksin cacar. Kemudian pada tahun 1919 lembaga ini pindah ke Bandung.
5. Pathologiach Laboratoriumte Medan (1906), pendirian laboratorium ini berkaitan erat dengan keberadaan perkebunan di Delhi. Laboratorium ini berperan dalam membantu para pekerja di perkebunan Delhi memiliki kesehatan yang baik, serta memiliki lingkungan yang lebih Hygiene. Sehingga, tempat ini dijadikan contoh oleh perkebunan-perkebunan di daerah tropis yang lain.
Keberadaan laboratorium di atas, memiliki dampak yang signifikan dalam perkembangan penelitian kesehatan di Hindia Belanda. Jika sebelum adanya laboratorium orang-orang Eropa sering kali hanya menduga-duga tentang jenis penyakit. Namun setelah adanya laboratorium, penelitian sebuah penyakit menjadi lebih sistematis. Sebuah penyakit pun dapat diketahui secara pasti. Karena penyebab dari timbulnya penyakit itu sudah pasti, maka penanganan dan pencegahan sebuah penyakit lebih rasional dan tepat sasaran. Â
NB:Artikel ini saya susun berdasarkan hasil review dari seminar online yang diadakan oleh BPNB JABAR berjudul "Dari Pandemi ke Pandemi: Sejarah Penelitian dan Pengembangan Kesehatan di Indonesia". So, jika ingin informasi yang lebih lengkap bisa lihat chanel You Tube BPNB JABAR.
Terimakasih Sudah Membaca :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H