Mohon tunggu...
Iin Sholekhah
Iin Sholekhah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan IPB University

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Padi di Desa Sluke Terserang Wereng! Salah Satu Penyebabnya karena Teknik Budidaya yang Kurang Tepat

25 Juli 2023   23:13 Diperbarui: 25 Juli 2023   23:20 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosialisasi di RW 4/Dok Pribadi

Para petani Desa Sluke mengeluhkan tanaman padi mereka terserang hama Wereng. Akibatnya, produktivitas panen padi menurun. Dari keluhan tersebut, Tim KKN-T Inovasi IPB Desa Sluke melakukan observasi lahan untuk mengetahui apa penyebab hama Wereng menyerang padi para petani sehingga dapat ditemukan solusi yang tepat.

Pada Minggu pertama, tim KKN berkeliling di 4 RW Desa Sluke untuk mewawancarai  petani dan ketua Poktan. Wawancara dilakukan untuk  mengetahui proses awal hingga akhir dari penanaman padi di Desa Sluke. 

Selain itu, tim KKN juga melakukan pengamatan lahan secara langsung. Setelah dilakukan wawancara dan pengamatan, Tim KKN-T Inovasi IPB bersepakat memberikan Sosialisasi Pertanian terkait Teknik Budidaya Padi yang tepat agar hama wereng dapat dihindari dan rantainya terputus.

Sosialisasi dilakukan sebanyak 3 kali , pada tanggal 14, 16, dan 19 Juli 2023. Sosialisasi dilakukan saat malam hari di 3 lokasi kelompok tani. Materi diberikan oleh Dasep Nurjaman, mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, IPB University. 

"Salah satu penyebab hama wereng menyerang padi bapak-bapak sekalian adalah teknik budidaya yang kurang tepat. Dimulai dari pemilihan varietas benih padi yang rentan terserang hama wereng, pengaturan jarak tanam yang tidak teratur, pemupukan yang tidak berimbang, penyemprotan pestisida yang berlebihan serta penanaman padi yang terus menerus  tanpa ada rotasi tanaman," ujar Dasep saat mengawali pemberian materi.

Penyampaian Materi di RW 1/Dokpri
Penyampaian Materi di RW 1/Dokpri

Rata-rata Petani Desa Sluke menggunakan varietas Inpari 32. Pemilihan varietas tersebut disebabkan permintaan dari penebas. Varietas Inpari 32 merupakan varietas padi yang memiliki ketahanan terhadap penyakit hawar daun, agak rentan terhadap wereng coklat dengan umur tanam 120 hari dan rata-rata hasil 6,30 ton/ha.

 "Seharusnya petani melakukan rotasi tanaman ataupun setidaknya rotasi benih padi, yaitu menggunakan varietas yang tahan terhadap hama wereng. Misalnya varietas Inpari 31, Inpari 33, dan Inpari 47 WBC," Ujar Dasep saat menyampaikan materi.

Teknik penanaman padi di Desa Sluke ada yang menggunakan bibit padi persemaian dan  sistem tabela (tanam benih langsung). Namun, umumnya para petani tidak mengatur jarak tanam pada kedua teknik tersebut. Sehingga menyebabkan kondisi pertanaman padi terlalu rapat yang menyebabkan lingkungan tersebut disukai oleh hama wereng karena lembab. Untuk itu, akan lebih baik jika menggunakan jarak tanam, terkhusus menerapkan sistem tanam jajar legowo.

Apa Itu Sistem Tanam Jajar Legowo?

Sistem tanam jajar legowo merupakan pola bertanam yang selang-seling antara dua atau baris tanaman padi dan satu baris kosong.  Apabila ada dua baris tanam per unit legowo disebut legowo 2:1, sedangkan empat baris tanam per unit legowo disebut legowo 4:1. Sistem tanam jajar legowo dapat menjadi langkah preventif agar tidak mudah terserang hama wereng.

Setelah pemaparan materi yaitu sesi diskusi. Saat sesi ini para petani antusias bertanya dan bercerita pengalaman di lapangan. Salah satu penanya yaitu Bapak Kasrin, selaku Ketua Kelompok Tani "Untuk jenis pupuk Sp 36 sudah tidak ditemukan disekitar sini mas, adanya hanya Pupuk Urea dan Ponska dan di lahan, padinya kerdil dan terserang wereng, apa langkah yang bisa diambil ?". 

Dasep menjawab pertanyaan tersebut dengan memberikan pemahaman bahwa pemilihan varietas yang tahan hama wereng diperlukan. Untuk tanaman yang kerdil perlu dilakukan identifikasi terlebih dahulu, karena dapat disebabkan oleh virus dari hama wereng atau karena tanah yang terlalu masam (karena sudah dilakukan pemupukan urea). 

Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara dapat dibantu dengan menggunakan pupuk organik dan mikroorganisme baik seperti PGPR atau agents hayati. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki kondisi tanah dan membantu meningkatkan ketersediaan unsur hara di dalam tanah. 

Penyampaian Materi di RW 4/Dokpri
Penyampaian Materi di RW 4/Dokpri

Hama wereng dapat menjadi lebih kebal akibat penyemprotan pestisida yang berlebihan, untuk itu diperlukan pengendalian hama terpadu untuk mencegah resistensi hama wereng. 

"Pengendalian dilakukan dimulai dari teknik budidaya, serta memanfaatkan agens hayati sedangkan untuk penggunaan pestisida kimia harus digunakan sebagai langkah terakhir dengan menggunakan prinsip tepat jenis, tepat waktu, tepat sasaran, tepat cara pengaplikasian dan tepat dosis," Ujar Muhammad Daffa, mahasiswa Departemen Proteksi Tanaman, IPB University, saat menjelaskan materi terkait hama dan penyakit.

Foto Bersama Petani Sluke/Dokpri
Foto Bersama Petani Sluke/Dokpri

Setelah sesi diskusi selesai, para petani dan Tim KKN-T Inovasi IPB Desa Sluke melaksanakan dokumentasi bersama dan pengambilan video. Video dilakukan dengan jargon " Petani Sluke, Jaya! Jaya! Jaya!".

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun